Justin Hubner dan Ivar Jenner kini jadi sorotan karena permainan keras mereka di lapangan. Tidak main-main, gaya bertahan keduanya bahkan kerap mendapat “hadiah” kartu dari wasit. Hubner, yang baru-baru ini diusir keluar lapangan saat Indonesia melawan Arab Saudi dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026, digadang-gadang sebagai pemain dengan aura ‘preman’ sejati. Dalam laga itu, meski Timnas menang 2-0, Hubner harus rela keluar lebih awal akibat akumulasi kartu.
Namun, Hubner tidak sendirian. Ivar Jenner juga menunjukkan performa yang tak kalah agresif. Jenner, yang berperan sebagai gelandang bertahan, telah mengantongi empat kartu kuning dari delapan pertandingan. Statistik ini membuatnya sejajar dengan Hubner, yang mengoleksi tiga kartu kuning dan satu kartu merah dalam tujuh laga.
Peran Jenner di lini tengah sangat vital. Sebagai gelandang bertahan bertipe nomor 6, dia menjadi penghalang pertama serangan lawan. Rata-rata, Jenner mencatatkan tiga tekel, dua intersep, dan enam kali ball recovery per pertandingan. Mobilitasnya yang tinggi membuat lini tengah Timnas semakin solid, sekaligus memberikan kebebasan kepada Thom Haye untuk bermain lebih ofensif.
Permainan agresif memang menjadi salah satu warna khas tim asuhan Shin Tae-yong. Jenner dan Hubner seolah mencerminkan filosofi pelatih asal Korea Selatan itu: tidak mudah menyerah dan selalu tampil ngotot. Meski begitu, ada pelajaran yang bisa diambil dari jumlah kartu mereka. Agresif boleh, tapi disiplin tetap menjadi kunci keberhasilan tim.
Melihat kiprah mereka, sulit untuk tidak kagum. Dua pemain muda ini tak hanya menghadirkan ketangguhan, tetapi juga karakter. Justin Hubner dengan gaya bertahannya yang tegas, dan Jenner dengan kemampuannya membaca permainan, menjadi elemen penting Timnas Indonesia dalam menghadapi laga-laga besar. Bagi lawan, dua “preman” ini jelas bukan ancaman yang bisa diremehkan.