Baru-baru ini, sebuah video viral menunjukkan puluhan pelajar SMP yang belum bisa membaca. Video ini diunggah di Instagram oleh akun @lambe_turah. Tangkapan layar dari video memperlihatkan anak-anak SMP yang tengah mendapatkan pelajaran membaca dari guru mereka.
Unggahan ini memicu banyak komentar dari warganet. Mereka mempertanyakan mengapa banyak pelajar dalam video tersebut tidak bisa membaca. Ternyata, video ini bukanlah yang pertama kali viral. Video serupa sempat viral pada tahun 2023 lalu dan kembali ramai dibicarakan.
Menurut pemberitaan TribunJabar.id dan Kompas.com pada 6 Agustus 2023, pelajar dalam video tersebut adalah siswa SMP Negeri 1 Mangunjaya, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Terdapat 29 pelajar yang belum bisa membaca, terdiri dari 11 siswa kelas 7, 16 siswa kelas 8, dan 2 siswa kelas 9.
Dian Eka Purnamasari, Guru SMPN 1 Mangunjaya sekaligus Koordinator Gerakan Literasi Sekolah (GLS), mengungkapkan hal ini. Sementara itu, Maman, Ketua Kegiatan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kabupaten Pangandaran, menjelaskan alasan di balik kelulusan pelajar tersebut.
Menurut Maman, kelulusan siswa dari SD dipertimbangkan berdasarkan usia, fisik, karakter, nilai rapor, dan tingkat kehadiran. “Meskipun belum bisa membaca, tidak etis jika tidak diluluskan,” ujar Maman. Dia juga menambahkan bahwa meskipun siswa telah lulus dari SD, masalah ini mungkin tetap ada.
Alasan lain mengapa pelajar tersebut belum bisa membaca adalah kekurangan guru yang memiliki kompetensi mengajar anak berkebutuhan khusus (ABK). Maman menjelaskan bahwa ABK tidak hanya berkaitan dengan fisik, tetapi juga respons murid saat belajar. Ada anak yang mengalami kesulitan khusus dalam linguistik.
“Anak berkebutuhan khusus tidak selalu perlu diarahkan ke SLB. Ada yang hanya mengalami kesulitan dalam bidang linguistik,” ujar Maman. Penjelasan ini menyoroti pentingnya penanganan khusus untuk memastikan semua pelajar dapat membaca dengan baik.