Cancel Culture, Ketika Opini Publik Memengaruhi Reputasi

Share on facebook
Share on twitter
Share on telegram
Share on whatsapp
by canvapro

Cancel culture, mungkin udah sering kamu denger belakangan ini di media sosial. Tapi, apa sebenernya arti dari cancel culture?

Jadi, cancel culture itu adalah fenomena di mana seseorang atau sesuatu yang dianggap kontroversial atau tidak setuju dengan nilai-nilai tertentu dihentikan atau di-boikot oleh masyarakat secara luas. Biasanya, ini terjadi setelah orang tersebut melakukan atau mengungkapkan sesuatu yang dianggap tidak etis atau menyakitkan bagi sebagian orang.

Contohnya, jika seorang selebriti melakukan atau mengucapkan sesuatu yang dianggap rasial atau sexist, bisa aja masyarakat akan memulai gerakan untuk menghentikan dukungan atau penayangan konten dari selebriti tersebut. Ini adalah contoh dari cancel culture di mana opini publik memengaruhi reputasi atau karir seseorang.

Namun, cancel culture ini juga bisa memiliki dampak negatif. Terkadang, orang bisa jadi di-cancel tanpa bukti yang cukup atau tanpa memberikan kesempatan untuk belajar dan berkembang dari kesalahan mereka. Ini bisa menyebabkan pembatalan yang tidak adil atau berlebihan, dan bahkan bisa merusak reputasi dan karir seseorang tanpa alasan yang jelas.

Selain itu, cancel culture juga bisa menjadi alat untuk menyensor atau membungkam suara-suara yang berbeda. Ketika orang takut akan pembatalan, mereka mungkin menjadi enggan untuk berbagi pandangan atau pendapat yang kontroversial atau tidak populer, bahkan jika itu adalah sesuatu yang perlu didiskusikan.

Intinya, cancel culture adalah fenomena kompleks yang memiliki dampak positif dan negatif. Meskipun bisa menjadi alat untuk memperjuangkan nilai-nilai yang benar dan menekan perilaku yang tidak etis, tapi juga bisa menyebabkan pembatalan yang tidak adil atau merusak reputasi tanpa bukti yang cukup. Jadi, penting untuk selalu mempertimbangkan konteks dan memberikan kesempatan untuk dialog dan pembelajaran, daripada langsung menuju pada pembatalan.

Populer video

Berita lainnya