Sebuah Catatan tentang Cara Memahami dan Meletakkan Teori dalam Studi Komunikasi

Share on facebook
Share on twitter
Share on telegram
Share on whatsapp
Sumber foto: https://unsplash.com/photos/a-group-of-friends-at-a-coffee-shop--uHVRvDr7pg?utm_content=creditShareLink&utm_medium=referral&utm_source=unsplash

Komunikasi adalah sesuatu yang fleksibel, setidaknya ini adalah kesimpulan awal ketika melihat berbagai fenomena yang mendiskusikan dan menggunakan komunikasi untuk melihat secara lebih dalam tentang sesuatu lainnya. Komunikasi didiskusikan sebagai sebuah benda, namun dapat juga berupa sebagai sebuah proses, dikatakan juga sebagai sebuah situasi.

Dalam beberapa tahun terakhir, komunikasi menjadi sebuah studi yang popular, dibicarakan dalam berbagai pertemuan, dibutuhkan dalam berbagai lini pekerjaan dan dikembangkan secara terus menerus dalam lingkup akademik. Hingga saat ini, melahirkan berbagai cabang ilmu komunikasi didasarkan oleh berbagai aspek yang memengaruhinya (dari komunikasi personal hingga kelompok, dari komunikasi politik hingga kesehatan, dari komunikasi verbal hingga teks).

Dari kesimpulan awal tentang pemahaman bahwa komunikasi merupakan sesuatu yang fleksibel, tulisan ini kemudian menyajikan ringkasan cara memahami. Dilansir dari Theories and models of communication: Foundations and heritage. Theories and models of communication, bagaimana komunikasi disadari sebagai sebuah studi atau disiplin ilmu,  bagaimana teori-teori komunikasi tersebut berkembang yang didasari oleh aspek-aspek filosofi dan  bagaimana menempatkan logika berpikir ketika menggali lebih jauh mengenai teori-teori komunikasi tersebut.

Sebelum lebih jauh menuangkan mengenai teori-teori komunikasi, pemahaman awal yang harus didapatkan adalah tentang kesadaran bahwa komunikasi ditentukan sebagai sebuah studi. Untuk mendapatkan pemahaman tersebut, salah satu jalan yang harus ditempuh adalah jalur sejarah atau historis. Berbagai literatur menuangkan dan membicarakan mengenai sejarah kesadaran tentang komunikasi yang ditentukan sebagai sebuah studi. Dikatakan sebagai “sejarah kesadaran tentang komunikasi”, karena dipahami bahwa komunikasi sudah menjadi bagian dan dilakukan oleh manusia itu sendiri sejak lahir dan sesuatu yang sudah melekat dengan diri manusia, maka komunikasi adalah proses yang dilakukan oleh manusia itu sendiri. Literatur yang ditulis oleh Löblich & Scheu (2011) dan Eadie & Goret (2013) memberikan gambaran bahwa perkembangan studi komunikasi yang tercatat terjadi di dua belahan negara, yakni Amerika Serikat dan Jerman.

Banyak akademisi dari kedua negara tersebut yang mempelajari lebih lanjut mengenai studi komunikasi dan mengembangkan berbagai macam teori yang berkaitan dengan studi komunikasi. Miller (2005) memberikan daftar definisi dari komunikasi yang bahkan sudah ada sejak tahun 1949 oleh Weaver yang mendefinisikan komunikasi dikatakan sebagai prosedur di mana satu pikiran dapat mempengaruhi pikiran lainnya.

Definisi ini tentunya terus berkembang hingga saat ini karena fenomena komunikasi yang terus terjadi. Hingga Griffin (2012) memberikan definisi bahwa komunikasi adalah proses relasional menciptakan dan menafsirkan pesan yang menimbulkan tanggapan. Celah antara kedua definisi ini adalah di mana Griffin (2012) menyempurnakan dengan adanya konsep relasi yang, bila dijelaskan lebih lanjut, komunikasi adalah aktivitas atau proses yang akan selalu menciptakan relasi dan bahkan ada karena relasi tersebut.

Bahkan hingga saat ini, sejarah perkembangan dan penyusunan berbagai macam teori dari komunikasi tersebut masih dikaji lebih lanjut untuk memberikan kemudahan dalam memahami konsep sejarah dari kesadaran tentang studi komunikasi.

Wartella (dalam Löblich & Scheu, 2011) mengatakan bahwa studi komunikasi Amerika bahwa dalam beberapa dekade terakhir, adanya minat dalam menulis dan mempertimbangkan kembali sejarah bidang studi komunikasi. Kemudian Löblich & Scheu (2011) mengembangkan model untuk memahami sejarah dari studi komunikasi berdasarkan konsep penelitian sejarah, yang dibagi atas tiga ranah sejarah: (1) Intellectual histories, (2) Biographical histories, dan (3) Institutional histories. Selajutnya, Löblich & Scheu (2011) juga memasukkan aspek sosiologi sains dan ilmu sosial lainnya sebagai lingkaran lebih besar yang menaungi komunikasi, karena disadari bahwa komunikasi merupakan bagian dari rumpun ilmu sosial tersebut. Model ini kemudian dapat menjadi salah satu cara untuk mempelajari lebih spesifik tentang sejarah perkembangan studi komunikasi di dunia.

Dalam mempelajari sejarah studi komunikasi, akan ditemukan berbagai bentuk dan jenis dari teori komunikasi sebagai sebuah hasil pemikiran individu tentang fenomena komunikasi yang dikaji pada waktu tertentu. Maka kemudian, yang harus ditemukan selanjutnya adalah bagaimana memahami apa yang dimaksud dengan teori dan bagaimana sebuah teori dapat dikatakan sebagai teori, sebelum lebih jauh masuk ke dalam teori spesifik tentang komunikasi. Griffin (2012) menjelaskan dengan cukup menarik mengenai pemahaman tentang teori. Dengan memberikan contoh tentang young theories (yang kemudian sulit untuk dibuktikan), terdapat tiga kata kunci yang akhirnya digunakan oleh Griffin untuk memberikan penjelasan tentang teori, yakni: dugaan (hunches), terinformasi (informed) dan sistematis (systematic). Kata kunci inipun didapatkan setelah proses diskusinya dengan Judee Burgoon, salah satu ahli komunikasi.

Dengan kata kunci “dugaan” yang “sistematis”, maka hal filosofi dasar pertama yang harus disadari dalam memahami teori adalah tentang kebenaran, yang akan selalu dipengaruhi oleh perkembangan-perkembangan di dunia pada masa selanjutnya. Maka teori bukan didefinisikan sebagai sebuah kebenaran, namun lebih kepada dugaan yang diinformasikan secara sistematis, dengan bayangan di masa mendatang bahwa ada lanjutan dari perkembangan teori tersebut. Pada akhirnya, proses mengembangkan teori ini yang kemudian dicatat sebagai sejarah perkembangan studi tersebut.

Setelah menaruh logika berpikir tentang pemahaman konsep teori pada posisi yang semestinya, maka bagian selanjutnya akan membahas mengenai bagaimana menaruh pemahaman pada teori spesifik untuk studi komunikasi. Miller (2005), Griffin (2012), Eadie & Goret (2013) mengawali penjelasan tentang teori studi komunikasi dengan definisi dari komunikasi itu sendiri yang mereka pahami berdasarkan definisi yang sebelumnya sudah ada dan dikatakan relevan pada era penulisan buku tersebut. Seperti yang disampaikan pada paragraf sebelumnya, bahwa terdapat berbagai definisi tentang komunikasi yang muncul seiring dengan perkembangan teori-teori komunikasi dari masa ke masa. Memahami komunikasi sebagai sebuah teori, artinya menyadari kegiatan sehari-hari manusia sebagai sebuah ilmu yang dikembangkan secara terus menerus dan dalam sudut pandang yang dapat diperbesar serta diperkecil.

Griffin (2012) dari definisi komunikasi dan menekankan pada pesan sebagai sesuatu yang sangat esensial untuk sebuah proses komunikasi. Berangkat dari uraian penggunaan pesan dalam proses komunikasi (creation of message, interpretation of messages, a relational process, message that elicit a response), ia kemudian mengelompokkan teori komunikasi dalam buku yang diterbitkannya.

Sedangkan, Eadie & Goret (2013) mengelompokkan teori komunikasi berdasarkan kesadaran tentang fenomena yang terjadi berkaitan dengan komunikasi: communication as shaper of public opinion, communication as language use, communication as information transmission, communication as developer of relationship, communication as definer, interpreter, and critic of culture. Hal ini kemudian yang berkaitan dengan argumen pada paragraph sebelumnya, “Memahami komunikasi sebagai sebuah teori, artinya menyadari kegiatan sehari-hari manusia sebagai sebuah ilmu yang dikembangkan secara terus menerus dan dalam sudut pandang yang dapat diperbesar serta diperkecil. Memperbesar dan memperkecil sudut pandang tentang komunikasi mempengaruhi bagaimana komunikasi tersebut ditulis sebagai sebuah teori. Sehingga diketahui terdapat banyak turunan dari studi komunikasi berdasarkan sejauh mana sudut pandang dari komunikasi itu dilihat (dari personal personal hingga kelompok, dari kelompok hingga menjadi komunikasi massa)

Menaruh logika berpikir untuk bidang studi komunikasi tidak dapat dilepaskan dari kesadaran tentang komunikasi, di mana komunikasi merupakan bagian yang tidak terlepas dari manusia. Sesederhana kalimat bahwa manusia adalah makhluk sosial, maka di sanalah komunikasi ada dan berkembang. Menemukan cara memahami tentang perkembangan studi komunikasi pun tidak dapat dilepaskan dari aspek-aspek filosofi. Berpegang teguh pada pola berpikir dalam memahami sebuah teori, menjadi salah satu cara belajar secara general, begitupun untuk memahami tentang studi komunikasi. Pada akhirnya, tulisan ini menjadi sebuah catatan bagaimana cara belajar lebih lanjut untuk memahami akar studi komunikasi dan fenomena yang terjadi (dan mempengaruhi teori yang berkembang) dari masa ke masa.

Populer video

Berita lainnya