Celebrithink.com – Di samping pesatnya perkembangan teknologi, penyebaran berita hoaks pun kian marak. Hal ini tentunya menjadi hal yang cukup memprihatinkan karena bisa menimbulkan gangguan pada hubungan sosial jika terus dibiarkan. Pada sebagian besar kasus, berita hoaks atau berita bohong justru lebih cepat menyebar dibanding berita yang valid dan dipertanggungjawabkan.
Sebenarnya wajar jika seseorang merasa senang dan nyaman mendengar berita yang ingin didengar atau sesuai dengan harapannya. Ini menjadi salah satu alasan mengapa banyak orang yang lebih menyukai berita hoaks. Meski begitu, tidak semua orang menangkap perasaan yang sama. Perbedaan ini lah yang bisa menimbulkan masalah di kemudian hari bahkan merugikan orang lain.
Intinya, penting untuk mencari tahu lebih dulu kebenaran sebuah berita, apakah infromasi itu merupakan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan atau berita hoaks yang dibuat oleh beberapa kelompok tertentu. Meskipun beritanya sesuai dengan opini maupun sikap yang dimiliki, jangan sampai Anda menjadi penyebar berita hoaks. Melansir laman halodoc, ini alasan banyak orang lebih suka mendengar berita hoaks.
Lebih senang mendengar berita yang diinginkan
Seseorang cenderung percaya dengan berita hoaks adalah masyarakat nyaman dengan berita yang tersebar. Jika seseorang sudah menyukai kelompok tertentu dan memiliki opini yang kuat terhadap suatu objek, tentunya masyarakat lebih nyaman dengan berita yang mengafirmasi sikap maupun opini yang serupa meski kebenarannya masih dipertanyakan. Kondisi ini menyebabkan masyarakat mudah percaya dengan berita yang muncul.
Merasa punya pandangan yang paling kuat
Penyebaran berita hoaks cepat berkembang karena masyarakat berpikir kelompoknya, pikiran, atau sikap yang ia miliki yang paling kuat dan akurat. Kondisi ini dikenal juga sebagai konsep realisme naif. Hal ini menyebabkan ketika tidak setuju dengan sikap orang lain, maka ia merasa yang paling akurat dan mengabaikan pandangan mereka meskipun itu salah.
Terbatasnya pengetahuan
Pengetahuan yang terbatas membuat berita hoaks kian tersebar semakin cepat. Rasa percaya terhadap berita yang muncul meskipun itu merupakan berita hoaks bisa disebabkan karena pengetahuan yang minim terhadap suatu objek yang disukai.
