celebrithink.com – Baru-baru ini, Kota Surabaya heboh dengan sebuah video yang memperlihatkan tuduhan tak berdasar terhadap Camat Asemrowo, Muhammad Khusnul Amin. Video tersebut menampilkan sekelompok orang yang diduga anggota organisasi masyarakat (ormas) yang marah karena penertiban bangunan liar. Video ini menyebar cepat di media sosial, disertai narasi yang menuduh camat bersikap arogan dan menyembunyikan seorang wanita di bawah meja. Namun, Camat Asemrowo langsung membantah tuduhan tersebut melalui konferensi pers yang digelar untuk menjelaskan kejadian sebenarnya.
Video Viral Camat Asemrowo yang Memicu Polemik
Video yang beredar pada 7 Januari 2025, menunjukkan beberapa orang menggeruduk kantor Camat Asemrowo. Mereka marah karena penertiban bangunan liar yang dilakukan pihak kecamatan. Dalam video tersebut, narasi yang tercantum menuduh Camat Asemrowo menyembunyikan seorang wanita di bawah meja dan bersikap arogan terhadap masyarakat. Sekelompok orang tersebut mendesak camat untuk menjelaskan tindakannya, namun camat hanya meminta mereka untuk tenang karena sedang dalam rapat daring.
Klarifikasi Camat Asemrowo
Menanggapi tuduhan tersebut, Camat Asemrowo menjelaskan bahwa video itu adalah hasil rekaman sekelompok ormas yang tidak puas dengan penertiban bangunan liar yang dilakukan di bawah jembatan tol Asemrowo. Camat mengaku bahwa dirinya sedang dalam rapat virtual (zoom meeting) saat kejadian dan tidak ada wanita yang disembunyikan. Kejadian tersebut justru disebabkan oleh ketakutan staf wanita yang merasa terancam oleh kelompok tersebut dan bersembunyi di bawah meja.
Pengakuan Staf dan Ancaman Hukum
Devika Sari, staf yang terlihat dalam video bersembunyi di bawah meja, mengungkapkan bahwa dirinya ketakutan karena intimidasi dari kelompok ormas tersebut. Ia mengaku trauma dan merasa terancam saat kelompok itu memaksa masuk dan merekam keadaan di ruang kantor. Camat , bersama stafnya, menyatakan bahwa mereka akan melaporkan pihak-pihak yang menyebarkan video tersebut ke polisi, karena tuduhan tersebut merupakan fitnah yang merugikan nama baik mereka.
Penertiban Bangunan Liar dan Dampaknya
Kasus ini berawal dari langkah penertiban bangunan liar (bangli) yang dilakukan oleh pemerintah Kota Surabaya di wilayah Asemrowo. Penertiban tersebut tentu saja tidak disukai oleh sebagian orang yang merasa dirugikan, termasuk ormas yang terlibat dalam insiden ini. Penertiban bangunan liar bertujuan untuk menciptakan ruang yang lebih tertata dan aman bagi masyarakat, namun sering kali memicu protes dari pihak yang terdampak.
Tuduhan terhadap Camat yang menyebutkan bahwa ia menyembunyikan seorang wanita di bawah meja ternyata tidak berdasar. Klarifikasi yang diberikan oleh Camat Asemrowo dan stafnya membantah semua tuduhan tersebut. Meski begitu, peristiwa ini menunjukkan betapa pentingnya komunikasi yang jelas dan tidak terburu-buru dalam menilai sebuah situasi, serta perlunya tindakan tegas terhadap fitnah yang merugikan individu atau kelompok.