Paleo diet, juga dikenal sebagai diet “zaman batu” atau diet manusia purba, adalah pola makan yang mengutamakan makanan yang diduga mirip dengan apa yang dikonsumsi oleh manusia pada zaman Paleolitikum. Pola makan ini berfokus pada bahan-bahan alami dan menghindari makanan olahan, gula tambahan, dan produk susu yang muncul setelah era pertanian.
Pendukung paleo diet percaya bahwa tubuh manusia lebih cocok dengan makanan yang berasal dari perburuan dan pengumpulan, seperti daging, ikan, sayuran, buah, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Dengan mengikuti pola makan ini, banyak orang berharap bisa mendapatkan manfaat kesehatan yang lebih baik.
Asal-Usul Paleo Diet
Paleo diet pertama kali dipopulerkan oleh seorang ilmuwan bernama Dr. Loren Cordain pada awal 2000-an. Cordain mempelajari pola makan nenek moyang kita dan menyimpulkan bahwa makanan mereka lebih alami dan lebih baik untuk kesehatan dibandingkan dengan pola makan modern yang sering mengandung bahan kimia dan olahan. Paleo diet terinspirasi dari cara makan manusia purba yang hidup sekitar 2,5 juta hingga 10.000 tahun yang lalu.
Teori di balik paleo diet adalah bahwa tubuh manusia berevolusi untuk makan makanan dari alam, dan makanan modern yang diproses secara industri tidak sesuai dengan biologi kita. Ini dianggap sebagai salah satu penyebab meningkatnya masalah kesehatan seperti obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung.
Makanan yang Disarankan dalam Paleo Diet
Dalam paleo diet, beberapa kelompok makanan sangat dianjurkan, sementara yang lain sebaiknya dihindari. Berikut adalah beberapa makanan yang termasuk dalam kategori paleo:
- Daging tanpa lemak: Sumber protein yang berasal dari daging sapi, ayam, kalkun, atau domba.
- Ikan: Terutama ikan yang kaya akan omega-3, seperti salmon dan sarden.
- Sayuran: Semua jenis sayuran segar, seperti brokoli, bayam, wortel, dan paprika.
- Buah-buahan: Buah segar seperti apel, beri, pisang, dan jeruk.
- Kacang dan biji: Kacang almond, biji chia, dan biji bunga matahari.
- Minyak sehat: Minyak kelapa, minyak zaitun, dan minyak alpukat.
Makanan yang Harus Dihindari
Berbeda dengan pola makan modern, paleo diet menghindari makanan yang dianggap tidak tersedia pada zaman purba. Makanan yang harus dihindari meliputi:
- Produk olahan: Makanan kemasan, makanan cepat saji, dan makanan dengan bahan tambahan.
- Gula tambahan: Segala bentuk gula tambahan seperti gula pasir, sirup jagung, dan pemanis buatan.
- Produk susu: Susu, keju, yogurt, dan produk susu lainnya.
- Sereal dan biji-bijian: Gandum, nasi, oat, dan jagung.
- Kacang polong: Kacang merah, kacang hijau, lentil, dan produk kedelai.
Manfaat Paleo Diet
Paleo diet diklaim memiliki sejumlah manfaat kesehatan, di antaranya:
- Menurunkan berat badan: Dengan fokus pada makanan alami dan mengurangi konsumsi gula serta makanan olahan, banyak orang berhasil menurunkan berat badan.
- Mengurangi risiko penyakit kronis: Paleo diet dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan tekanan darah tinggi.
- Meningkatkan kualitas tidur: Pola makan sehat dapat berkontribusi pada tidur yang lebih nyenyak.
- Meningkatkan energi: Mengonsumsi makanan alami dan nutrisi padat dapat memberikan energi yang lebih stabil sepanjang hari.
- Mendukung kesehatan pencernaan: Dengan mengurangi makanan olahan dan meningkatkan asupan serat dari sayuran dan buah, pencernaan menjadi lebih baik.
Tantangan Paleo Diet
Meski memiliki banyak manfaat, paleo diet juga menghadirkan beberapa tantangan. Salah satunya adalah pembatasan makanan yang ketat, yang bisa membuat orang kesulitan untuk menyesuaikan diri. Selain itu, produk organik dan daging tanpa lemak yang dianjurkan dalam diet ini bisa jadi lebih mahal dibandingkan makanan olahan.
Paleo diet adalah salah satu pendekatan untuk pola makan yang sehat dengan fokus pada makanan alami seperti yang dimakan oleh nenek moyang kita di zaman prasejarah. Meskipun menawarkan sejumlah manfaat kesehatan, diet ini juga membutuhkan komitmen untuk menghindari berbagai makanan modern yang kita konsumsi sehari-hari. Bagi yang ingin mencobanya, penting untuk berkonsultasi dengan ahli gizi untuk memastikan kebutuhan nutrisi tetap terpenuhi.