Penolakan Keras dari Negara-Negara Arab
celebrithink.com – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengusulkan agar Palestina mendirikan negara di wilayah Arab Saudi. Pernyataan ini langsung menuai kecaman dari berbagai negara Arab, termasuk Mesir, Yordania, Uni Emirat Arab (UEA), Sudan, serta Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Mereka menilai pernyataan tersebut tidak bertanggung jawab dan mengancam stabilitas kawasan.
Mesir secara tegas menolak usulan Netanyahu dan menyebutnya sebagai ancaman terhadap keamanan dan kedaulatan Arab Saudi. Kementerian Luar Negeri Mesir menegaskan bahwa stabilitas Arab Saudi adalah bagian integral dari keamanan Mesir dan dunia Arab.
UEA dan Sudan Kecam Netanyahu
Selain Mesir, UEA dan Sudan juga mengecam pernyataan tersebut. Mereka menilai usulan Netanyahu sebagai pelanggaran hukum internasional dan piagam PBB. Menteri Luar Negeri UEA, Khalifa bin Shaheen Al-Marar, menyatakan bahwa negaranya menolak keras segala bentuk pelanggaran terhadap hak rakyat Palestina.
Menurut Al-Marar, tidak ada stabilitas di kawasan Timur Tengah tanpa solusi dua negara yang adil. Sudan pun mengutuk pernyataan Netanyahu dan menyebutnya sebagai tindakan provokatif yang semakin memperburuk situasi Palestina.
OKI Kutuk Usulan Israel
Organisasi Kerjasama Islam (OKI) menegaskan bahwa pernyataan Netanyahu adalah bagian dari kebijakan Israel yang terus mengabaikan hak-hak rakyat Palestina. OKI menyebut rencana pemindahan rakyat Palestina sebagai bentuk pembersihan etnis dan pelanggaran berat terhadap hukum internasional.
Negara-negara anggota OKI kembali menegaskan dukungan mereka terhadap hak Palestina untuk memiliki negara merdeka di tanah mereka sendiri. Mereka menolak segala upaya untuk menggusur rakyat Palestina dari tanah airnya.
Motif Netanyahu di Balik Pernyataan Kontroversialnya
Pernyataan Netanyahu muncul di tengah pembicaraan antara Israel dan Arab Saudi terkait normalisasi hubungan. Arab Saudi menegaskan bahwa mereka hanya akan membangun hubungan dengan Israel jika ada solusi yang jelas untuk mendirikan negara Palestina.
Namun, Netanyahu menolak gagasan tersebut dan menyebut negara Palestina sebagai ancaman bagi keamanan Israel. Ia bahkan menggunakan situasi di Gaza sebagai contoh, dengan mengatakan bahwa Gaza yang dipimpin Hamas merupakan cerminan dari negara Palestina yang berbahaya.
Dalam wawancara dengan Channel 14 Israel, Netanyahu menyebut bahwa Arab Saudi memiliki cukup lahan untuk mendirikan negara Palestina. Pernyataan ini semakin menegaskan bahwa Israel tidak akan memberi ruang bagi Palestina untuk memiliki negara merdeka di tanah mereka sendiri.
Pernyataan Netanyahu yang mengusulkan negara Palestina di Arab Saudi mendapat kecaman luas dari dunia Arab. Negara-negara seperti Mesir, UEA, Sudan, dan OKI menolak keras usulan tersebut karena dianggap melanggar hukum internasional dan mengancam stabilitas kawasan. Hingga kini, solusi dua negara masih menjadi tuntutan utama bagi perdamaian di Timur Tengah, meskipun Israel terus menolaknya.