Kementerian BUMN akhirnya angkat bicara terkait perubahan di pucuk kepemimpinan PT Pertamina (Persero). Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan apresiasinya kepada Nicke Widyawati, mantan Direktur Utama Pertamina, yang telah memimpin selama enam tahun. Erick menyebutkan bahwa jarang ada Dirut Pertamina yang bertahan selama itu, dan mengakui kontribusi Nicke dalam menjalankan tugasnya.
Nicke kini digantikan oleh Simon Aloysius Mantiri, sesuai dengan keputusan SK-258/MBU/11/2024 dan SK-259/MBU/11/2024 mengenai pemberhentian dan pengangkatan anggota dewan komisaris serta direksi Pertamina. Erick berharap, di bawah kepemimpinan Simon yang lebih muda, Pertamina bisa menghadirkan terobosan baru yang lebih efektif dalam mendorong kemajuan bisnis perusahaan energi nasional ini.
Erick menyatakan bahwa Simon, yang sebelumnya menjabat sebagai Komisaris Utama, sudah diberikan beberapa pesan penting. Dia diminta untuk memaksimalkan terobosan-terobosan yang telah didiskusikan, agar Pertamina bisa berinovasi dan berkembang lebih cepat. Erick yakin bahwa Simon dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, terutama karena terobosan-terobosan tersebut sudah dipersiapkan sejak Simon menjadi komisaris.
Selain perombakan pada posisi Direktur Utama, Erick juga menjelaskan alasan pemilihan Mochamad Iriawan sebagai Komisaris Utama Pertamina. Iriawan diharapkan dapat mengawasi potensi penyalahgunaan wewenang di perusahaan tersebut. Erick menambahkan bahwa pengawasan terhadap kebocoran dan subsidi menjadi fokus utama, terutama setelah Bahlil memanggil pihak Pertamina untuk meninjau ulang kompensasi subsidi. Hal ini dilakukan untuk memastikan subsidi benar-benar tepat sasaran. Dengan formasi manajemen baru ini, diharapkan Pertamina dapat terus maju dan mencapai target-target yang lebih besar di masa depan.
