Kebosanan dan kejenuhan dalam hubungan adalah hal yang wajar, terutama jika kamu merasa hubunganmu berjalan begitu-begitu saja. Mengakhiri hubungan mungkin bukan solusi terbaik. Ada istilah yang menggambarkan situasi ini, yaitu relationship burnout, sebuah fenomena yang sangat umum terjadi bahkan dalam hubungan yang sehat.
Secara definisi, relationship burnout merujuk pada dua individu dalam hubungan romantis yang secara bertahap merasa lelah, gundah, atau pesimis mengenai pasangan atau dinamika hubungan mereka. Biasanya, hal ini terjadi setelah pasangan melewati fase honeymoon dan jika dibiarkan dapat menyebabkan ketegangan, kebencian, dan pada akhirnya pengakhiran hubungan. Untuk mengatasi relationship burnout, penting untuk mengetahui tanda-tandanya terlebih dahulu.
Relationship burnout juga dapat mempengaruhi hubungan lain di sekitar pasangan, seperti dengan keluarga, teman, atau di tempat kerja. Berikut adalah tanda-tanda relationship burnout:
1. Blame Game
Tanda relationship burnout yang paling umum adalah meningkatnya frekuensi pertengkaran yang biasanya berbentuk saling menyalahkan. Kedua pasangan saling memproyeksikan masalah mereka kepada satu sama lain daripada menyelesaikannya secara baik-baik.
2. Menghindari Pembicaraan tentang Masa Depan
Saat pasangan enggan berpikir atau berdiskusi tentang rencana di masa depan, seperti liburan atau rencana kerja, hal ini mengindikasikan mereka merasa lelah atau tidak memiliki motivasi untuk membuat komitmen jangka panjang.
3. Penurunan Komunikasi dan Quality Time
Penurunan frekuensi komunikasi dan waktu bersama juga merupakan tanda awal relationship burnout. Pasangan mungkin malas berbincang, melakukan aktivitas bersama, mengurangi physical intimacy, hingga menjauhi satu sama lain untuk menghindari pertengkaran.
4. Kurangnya Motivasi untuk Memperbaiki Hubungan
Semua hubungan memerlukan waktu dan usaha untuk melalui masalah yang muncul. Namun, mereka yang mengalami relationship burnout mungkin merasa tertekan dan cemas untuk memperbaiki dinamika hubungan asmara mereka.
Penyebab Relationship Burnout
Alasan relationship burnout bervariasi antara satu hubungan dengan yang lain, tetapi ada tiga alasan umum yang sering menjadi landasan kejenuhan:
1. Self-Satisfaction
Dalam hubungan jangka panjang, seseorang mungkin merasa hubungan mulai terasa biasa saja dan basi, menyebabkan kejenuhan.
2. Faktor Eksternal
Stres dari faktor eksternal seperti kesehatan mental, lingkungan kerja yang tidak sehat, atau pemutusan kerja mendadak bisa menyebabkan ketegangan berkepanjangan, sehingga pasangan merasa terjebak dalam hubungan mereka.
3. Energi yang Bertolak Belakang
Misalnya, satu pasangan merasa mereka lebih banyak berusaha dalam hubungan dibandingkan pasangannya, menyebabkan ketidakseimbangan.
Mengatasi Relationship Burnout
Mengatasi kejenuhan dalam hubungan tergantung pada keinginan dan kesediaan kedua pasangan untuk menavigasi dan memperbaiki hubungan mereka. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:
1. Inisiasi Percakapan Terbuka
Bicarakan perasaan dan ekspektasi secara terbuka. Hal ini menjadi dasar dalam menciptakan hubungan yang lebih baik.
2. Perbanyak Quality Time dan Hargai Alone Time
Bersama-sama lebih sering dapat memperkuat hubungan, tetapi juga penting untuk menghargai waktu sendiri.
3. Bersabar dan Percaya
Percayalah pada usaha yang sama-sama dikeluarkan oleh pasangan. Melewati fase jenuh dalam hubungan tidak dapat terwujud dengan cepat.
Jenuh dalam sebuah hubungan adalah hal yang wajar, tetapi dengan komunikasi yang baik, usaha bersama, dan kesabaran, hubungan dapat kembali harmonis dan kuat.