Kenali Fenomena Quiet Quitting dalam Dunia Kerja

Share on facebook
Share on twitter
Share on telegram
Share on whatsapp
Efek Pekerjaan dan Kehidupan Pribadi Tidak Seimbang
Foto: Istimewa

Celebrithink.com – Quiet quitting adalah istilah untuk menggambarkan kebiasaan seseorang yang bekerja sesuai porsinya. Mereka yang melakukan quiet quitting biasanya akan menolak pekerjaan di luar job description serta tidak ingin bekerja di luar jam kerja.

Terkadang, orang-orang quiet quitting juga enggan bekerja dengan performa yang maksimal dan tidak ada keinginan untuk mengejar karir. Melansir laman alodokter, ada banyak alasan seseorang melakukan quiet quitting. Di antaranya;

  • Kegagalan dan kekecewaan di tempat kerja
  • Rekan kerja yang toxic
  • Kelelahan karena beban kerja yang banyakn
  • Bosan melakukan pekerjaan yang itu-itu saja
  • Merasa kurang punya waktu luang untuk kehidupan pribadi

Plus Minus Quite Quitting

Tujuan utama orang melakukan quiet quitting adalah mewujudkan work-life balance. Mereka tidak ingin terlibat terlalu jauh dalam pekerjaan agar tidak stres dan mengalami burnout. Sikap ini memang akhirnya bisa membuat mereka terhindar dari kecemasan bahkan depresi.

Seperti diketahui, orang yang gila kerja atau workaholic memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan kesehatan. Ini karena saat sibuk bekerja, seseorang cenderung mengabaikan pola hidup sehat, hingga akhirnya berisiko mengalami diabetes, penyakit jantung, hingga penyakit kronis lainnya.

Meski memiliki dampak baik, quiet quitting juga tidak luput dari kekurangan. Ketika bekerja seadanya, kita cenderung menyepelekan usaha yang kita lakukan. Alhasil, kita tidak bisa menghargai diri sendiri dan kepuasan terhadap bekerja pun akan menurun.

Lebih sedikit usaha juga diketahui dapat membuat orang merasa bosan dan menganggap hal yang dikerjakannya hanya sia-sia. Jika kinerja yang diterapkan begitu-begitu saja, kesempatan untuk mendapatkan jabatan yang diinginkan pun hanya menjadi angan belaka. Bahkan bukan tidak mungkin Anda akan kehilangan pekerjaan.

Melakukan quiet quitting boleh-boleh saja. Namun, setidaknya kerjakan tanggung jawab dan pekerjaan sebaik mungkin agar Anda memiliki rasa pencapaian terhadap diri sendiri. Untuk mencapai work-life balance yang baik, Anda bisa menerapkan beberapa tips berikut ini:

  • Buat batasan yang jelas untuk waktu bekerja, beristirahat, dan bersosialisasi, termasuk dengan keluarga.
  • Tetap lakukan pekerjaan dengan sepenuh hati.
  • Kelola stres dengan cara yang positif, misalnya dengan melakukan hobi atau aktivitas yang menyenangkan.
  • Terapkan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi seimbang, tidur yang cukup, dan rutin berolahraga.

Populer video

Berita lainnya