Polisi Solok Selatan sedang diselidiki setelah penemuan tujuh selongsong peluru di rumah Kapolres Solok Selatan, AKBP Arief Mukti. Kasus ini bermula ketika Kabag Ops Polres Solok Selatan, AKP Dadang Iskandar, dilaporkan menggunakan 9 peluru dari senjata dinasnya, pistol HS-9, yang jumlahnya 15. Tujuh peluru lainnya belum ditemukan, sementara dua peluru ditembakkan kepada Kasat Reskrim Polres Solok Selatan, AKP Ryanto Ulil Anshar.
Kapolda Sumbar, Irjen Pol Suharyono, mengungkapkan bahwa penembakan ini bermula dari ketegangan antara Dadang dan Ulil. Ketika Ulil mengamankan pelaku tambang galian C, ia menerima telepon dari Dadang. Diduga, percakapan tersebut terkait dengan penangkapan tersebut. Beberapa saat setelah itu, tembakan terdengar di area parkir Polres Solok Selatan pada Jumat (22/11) dini hari. Saat personel keluar untuk memeriksa, mereka menemukan Ulil tergeletak tak bergerak akibat tembakan.
Kasus ini menarik perhatian karena motif penembakan masih diselidiki. Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Dwi Sulistiawan, menyebut bahwa penyelidikan masih berlangsung dan belum dapat memastikan apakah selongsong peluru yang ditemukan berasal dari senjata milik AKP Dadang. “Semua masih dalam pendalaman,” jelas Dwi. Sementara itu, pihak berwenang terus mendalami situasi ini, menunggu hasil pemeriksaan lebih lanjut.
Pihak kepolisian akan melakukan penyelidikan lebih mendalam untuk mengungkap latar belakang peristiwa ini dan memastikan kejelasan dari setiap langkah yang diambil oleh para pejabat terkait.