Pertandingan Timnas Indonesia melawan China dalam kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia semakin mendekati puncaknya. Laga ini menjadi perbincangan hangat, tidak hanya karena persaingan di lapangan, tetapi juga karena perhatian publik tertuju pada sosok wasit yang akan memimpin pertandingan.
Wasit yang dipercaya mengawal laga ini adalah Omar Al-Ali, pria asal Uni Emirat Arab yang dikenal tegas dan berpengalaman. Al-Ali pernah memimpin berbagai pertandingan penting di level Asia, termasuk laga kualifikasi Piala Dunia lainnya. Dengan reputasinya yang tak segan mengeluarkan kartu saat diperlukan, ia dipandang sebagai sosok yang disiplin dan tak ragu menegakkan aturan di tengah lapangan.
Namun, beberapa hari sebelum pertandingan, Omar Al-Ali mencuri perhatian publik dengan unggahan doanya di media sosial. Unggahan yang berisi permohonan perlindungan agar pertandingan berlangsung lancar dan adil itu memicu reaksi beragam dari penggemar sepak bola, terutama dari Indonesia. Dalam doanya, Al-Ali memohon agar terhindar dari marah dan murka Tuhan. Bagi sebagian orang, unggahan ini dianggap biasa saja, sekadar ungkapan religius. Namun, ada pula yang merasa hal ini bisa menjadi kontroversial, khawatir mempengaruhi objektivitas wasit dalam memimpin laga.
Reaksi penggemar sepak bola Indonesia pun terpecah. Sebagian besar berharap wasit mampu menjalankan tugasnya dengan adil, namun tak sedikit pula yang meminta agar PSSI lebih cermat mengawasi jalannya pertandingan, mengingat tensi tinggi yang mungkin terjadi. Meski begitu, niat baik dari Omar Al-Ali tidak bisa diabaikan begitu saja.
Kejadian ini menujukan bahwa bagaimana media sosial semakin berpengaruh dalam dunia olahraga, terutama dalam membentuk opini publik. Unggahan sederhana seperti doa pun dapat memicu diskusi yang meluas, terutama di era digital saat ini. Penggemar sepak bola sekarang tidak hanya mengamati pertandingan dari segi teknis di lapangan, tetapi juga dari setiap detail kehidupan dan tindakan para pelakunya.