Memasuki musim hujan, Indonesia kerap diselimuti cuaca mendung dengan minim sinar matahari. Namun, apakah penggunaan sunscreen masih diperlukan di kondisi seperti ini? Menurut dr. M. Akbar Wedyadhana, Sp.KK, FINSDV, FAAADV, Ketua PERDOSKI Jakarta, sunscreen tetap harus digunakan meski cuaca tampak mendung atau bahkan saat berada di dalam ruangan.
Dr. Dhana menjelaskan bahwa meskipun matahari tampak tidak menyengat, sinar ultraviolet (UV) tetap mampu menembus awan dan memengaruhi kulit. “Walaupun mendung dan matahari kurang terasa, sinar UV tetap bisa menembus awan dan memberikan dampak pada kulit jika kita tidak menggunakan sunscreen,” ujarnya dalam sebuah acara di Jakarta Utara, Minggu (15/12).
Ia juga menambahkan bahwa paparan sinar UV tidak hanya berasal dari sinar matahari langsung. Di dalam ruangan, sinar UV dapat terpancar dari lampu atau menembus kaca jendela. Oleh karena itu, penggunaan sunscreen tetap penting, baik di luar maupun di dalam ruangan. “Di ruangan tertutup sekalipun, sinar UV dapat masuk melalui kaca, sehingga pemakaian sunscreen tetap disarankan,” jelasnya.
Untuk perlindungan optimal, masyarakat dianjurkan menggunakan sunscreen dengan minimal SPF 30. Aplikasinya pun harus dilakukan secara merata, tidak hanya pada wajah tetapi juga pada bagian tubuh lain yang terpapar sinar matahari. Dr. Dhana juga mengingatkan bahwa sunscreen perlu diaplikasikan ulang setiap dua jam, terutama jika bekerja di bawah sinar matahari.
Selain itu, ia menyarankan agar paparan sinar matahari langsung dihindari pada waktu-waktu tertentu, yaitu antara pukul 10 pagi hingga 4 sore, saat intensitas sinar UV berada di puncaknya. Dengan penggunaan sunscreen yang tepat, risiko kerusakan kulit akibat sinar UV, seperti penuaan dini atau bahkan kanker kulit, dapat diminimalkan.
Jadi, meskipun cuaca mendung, jangan abaikan penggunaan sunscreen. Perlindungan kulit yang konsisten adalah kunci menjaga kesehatan kulit jangka panjang.