Stres Ada Hubungannya dengan Obesitas, Apa Benar?

Pict by: Unsplash

Obesitas telah menjadi salah satu masalah kesehatan yang paling umum di seluruh dunia, dan banyak faktor yang dapat memengaruhi perkembangan kondisi ini. Salah satu faktor yang sering dibahas adalah stres. Tetapi, apakah benar stres berhubungan dengan obesitas? Mari kita jelajahi lebih dalam mengenai hubungan antara stres dan obesitas.

1. Mekanisme Biologis

Stres dapat memicu reaksi biologis dalam tubuh, termasuk peningkatan kadar hormon kortisol. Kortisol adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal sebagai respons terhadap stres. Peningkatan kadar kortisol ini dapat memengaruhi cara tubuh mengatur metabolisme dan penyimpanan lemak. Saat kadar kortisol tinggi, tubuh cenderung menyimpan lebih banyak lemak, terutama di area perut, yang dapat meningkatkan risiko obesitas.

2. Perubahan Pola Makan

Stres sering kali memengaruhi pola makan seseorang. Banyak orang cenderung mencari kenyamanan melalui makanan ketika mengalami stres, yang dikenal sebagai “emotional eating.” Ini bisa menyebabkan peningkatan konsumsi makanan berkalori tinggi, seperti makanan cepat saji, camilan manis, dan makanan olahan. Kebiasaan makan ini, jika dilakukan secara teratur, dapat menyebabkan penambahan berat badan yang signifikan.

3. Mengurangi Aktivitas Fisik

Ketika seseorang mengalami stres, mereka mungkin kehilangan motivasi untuk berolahraga atau melakukan aktivitas fisik. Kebiasaan bergerak yang berkurang ini, ditambah dengan peningkatan konsumsi makanan berkalori tinggi, menciptakan kondisi yang mendukung peningkatan berat badan. Selain itu, stres juga dapat menyebabkan kelelahan, membuat seseorang merasa tidak memiliki energi untuk berolahraga.

4. Gangguan Tidur

Stres dapat menyebabkan gangguan tidur, yang juga berkontribusi pada peningkatan berat badan. Kualitas tidur yang buruk dapat memengaruhi hormon yang mengatur rasa lapar dan kenyang, seperti ghrelin dan leptin. Ketika tidur terganggu, tubuh mungkin menghasilkan lebih banyak ghrelin (hormon yang merangsang nafsu makan) dan kurang leptin (hormon yang memberi sinyal kenyang). Hal ini dapat menyebabkan keinginan untuk makan lebih banyak, terutama makanan tinggi kalori.

5. Dampak Jangka Panjang

Hubungan antara stres dan obesitas dapat bersifat siklikal. Obesitas dapat menyebabkan stres tambahan, baik secara fisik maupun psikologis, menciptakan lingkaran setan yang sulit dipecahkan. Stres akibat berat badan yang berlebih dapat mengarah pada lebih banyak stres, yang pada gilirannya dapat menyebabkan perilaku makan yang tidak sehat, dan seterusnya.

6. Mengelola Stres untuk Kesehatan yang Lebih Baik

Mengingat hubungan yang kuat antara stres dan obesitas, penting untuk mengelola stres dengan cara yang sehat. Beberapa strategi untuk mengelola stres termasuk:

  • Olahraga Teratur: Aktivitas fisik dapat meningkatkan mood dan membantu mengurangi tingkat stres.
  • Meditasi dan Relaksasi: Teknik relaksasi seperti yoga, meditasi, atau pernapasan dalam dapat membantu menenangkan pikiran.
  • Nutrisi Seimbang: Memilih makanan sehat dan bergizi dapat membantu mengurangi keinginan untuk makan makanan yang tidak sehat ketika stres.
  • Tidur yang Cukup: Prioritaskan tidur yang berkualitas untuk membantu mengatur hormon dan mengurangi stres.

Populer video

Berita lainnya