Media sosial kembali ramai dengan perbincangan tentang Erina Gudono, menantu Presiden Joko Widodo. Erina bersama suaminya, Kaesang Pangarep, terlihat menikmati waktu santai di luar negeri. Beberapa unggahan di media sosial menunjukkan Erina pamer makanan seharga Rp400 ribu dan diduga menggunakan private jet ke Amerika Serikat. Hal ini menuai kritik keras dari masyarakat. Banyak yang menilai tindakan tersebut tidak pantas, terutama saat rakyat Indonesia sedang menghadapi situasi sulit.
Saat ini, banyak orang turun ke jalan untuk menyuarakan kekecewaan terhadap DPR RI. Mereka merasa DPR mengabaikan putusan Mahkamah Konstitusi terkait syarat pencalonan kepala daerah. Di tengah situasi ini, sikap Erina yang memamerkan kemewahan dinilai tidak sensitif. Beberapa netizen bahkan membandingkannya dengan Permaisuri Raja Prancis terakhir, Marie Antoinette. Marie Antoinette dikenal sebagai tokoh yang sering pamer kemewahan, terutama dalam berpakaian dan gaya hidup.
Marie Antoinette lahir pada tahun 1755 sebagai putri Kaisar Romawi, Francis I. Ia menikah dengan Raja Prancis terakhir, Louis XVI, yang berkuasa dari tahun 1774 hingga 1793. Selama menjadi permaisuri, Marie terkenal suka mengadakan pesta mewah dan mengundang banyak teman ke istana. Namun, perilakunya sering dianggap tidak pantas oleh rakyat Prancis, yang akhirnya membuat namanya tercoreng dalam sejarah.
Tindakan Erina Gudono yang memamerkan kemewahan di saat rakyat tengah berjuang dianggap mirip dengan perilaku Marie Antoinette. Banyak netizen yang mengkritik Erina dengan menyebutnya sebagai “Marie Antoinette” masa kini. Salah satu pengguna media sosial bahkan mencuit, “Welcome back Marie Antoinette,” sebagai bentuk sindiran. Reaksi netizen ini membuat nama Erina Gudono menjadi trending topik di berbagai platform media sosial.
Perbandingan antara Erina Gudono dan Marie Antoinette tidak hanya sekadar ejekan. Hal ini mencerminkan ketidakpuasan publik terhadap perilaku para figur publik yang dianggap tidak peka terhadap kondisi sosial masyarakat. Meski demikian, perdebatan ini juga membuka diskusi lebih luas tentang bagaimana seharusnya figur publik bersikap di tengah situasi sulit. Sebagai menantu Presiden, setiap tindakan Erina Gudono tentu akan selalu menjadi sorotan publik. Harapan masyarakat adalah agar figur publik lebih berhati-hati dalam bertindak dan tidak memperlihatkan kemewahan yang bisa melukai perasaan rakyat.
Namun, di balik kritik tajam tersebut, terdapat pelajaran penting. Bahwa kemewahan di tengah kesulitan rakyat bisa menjadi bumerang. Sosok publik seperti Erina Gudono diharapkan dapat menunjukkan empati dan kepedulian, terutama di saat rakyat menghadapi masa-masa sulit. Fenomena ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin kritis dan peka terhadap perilaku para tokoh publik, terutama dalam konteks sosial dan politik. Sebagai bagian dari keluarga pemimpin negara, Erina dan Kaesang perlu mempertimbangkan setiap langkah mereka dengan bijak agar tidak menimbulkan kontroversi yang bisa merugikan mereka sendiri.