Saham PT Bank Jago Tbk. (ARTO) mengalami penurunan signifikan setelah terungkapnya kasus pembobolan 112 rekening nasabah dengan total dana Rp1,39 miliar oleh mantan karyawan bank tersebut. Pada perdagangan terbaru, saham ARTO ditutup turun 3,38% menjadi 2.280 per saham, setelah sempat dibuka naik ke 2.290 namun kemudian turun hingga 1,32% ke posisi 2.250 per saham.
Sebelum kasus ini mencuat, saham Bank Jago sempat menunjukkan tren positif. Pada hari Senin, saham ARTO ditutup menguat 5,38% dan pada hari Selasa naik 0,43% ke posisi 2.360 per saham. Namun, pengungkapan kasus ini menyebabkan sentimen negatif di pasar.
Polda Metro Jaya berhasil menangkap mantan karyawan Bank Jago berinisial IA pada Kamis, 4 Juli 2024, sekitar pukul 02.00 WIB. IA diduga melakukan pembukaan blokir terhadap 112 rekening nasabah yang sebelumnya diblokir atas permintaan Aparat Penegak Hukum (APH) karena terindikasi menerima aliran dana hasil tindak pidana. Dana dari rekening tersebut kemudian dipindahkan ke rekening penampungan yang telah disiapkan oleh IA.
Dalam keterangan resmi, Dirkrimsus Polda Metro Jaya, Ade Safri Simanjuntak, menjelaskan bahwa IA, yang merupakan contact center specialist Bank Jago, memerintahkan agent command center untuk membuka blokir rekening dan menyetujui permintaan tersebut. Total dana yang berhasil dipindahkan oleh IA mencapai Rp1.397.280.711.
Manajemen Bank Jago menjamin bahwa tidak ada nasabah yang dirugikan atau kehilangan dana akibat tindakan tersebut. Mereka juga mengapresiasi langkah kepolisian dalam menindaklanjuti laporan dan berkomitmen untuk menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada pihak berwajib. “Bank Jago akan terus bekerja sama dengan kepolisian untuk menuntaskan kasus ini dan melakukan berbagai langkah mitigasi untuk mencegah tindakan serupa di masa depan,” ungkap manajemen dalam keterangan resminya pada Rabu, 10 Juli 2024.
Bank Jago menegaskan bahwa langkah tegas yang diambil merupakan bentuk komitmen dalam menjaga keamanan dana dan data nasabah serta memberikan efek jera bagi pelaku tindakan fraud. Langkah ini juga diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan publik terhadap keamanan sistem perbankan mereka.
Dengan demikian, kasus ini menjadi perhatian serius baik bagi Bank Jago maupun para pemegang saham, mengingat dampak signifikan yang ditimbulkan terhadap performa saham serta reputasi bank di mata publik.