Tata Cara dan Niat Puasa Sunnah Dzulhijjah

Share on facebook
Share on twitter
Share on telegram
Share on whatsapp
Foto: IST

Puasa sunnah Dzulhijjah dilaksanakan pada tanggal satu hingga sembilan Dzulhijjah. Khususnya, puasa pada tanggal delapan disebut puasa Tarwiyah, dan pada tanggal sembilan disebut puasa Arafah. Durasi puasanya sama seperti puasa pada umumnya, yaitu dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Selama periode ini, seseorang harus menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa sebagaimana puasa-puasa lainnya.

Bagi yang memiliki utang puasa Ramadhan, diperbolehkan untuk mengqadha (mengganti) puasa tersebut bersamaan dengan puasa sunnah Dzulhijjah. Bahkan, menurut Sayyid Bakri Syatha (w. 1892 M.), mengutip fatwa Al-Barizi, jika seseorang berniat hanya untuk qadha, maka ia tetap mendapatkan pahala keduanya. Misalnya, jika seseorang melakukan puasa qadha Ramadhan pada hari Arafah dengan niat qadha saja, secara otomatis juga memperoleh kesunnahan puasa Arafah (Sayid Bakri, Hâsyiyah I’ânah at-Thaâlibîn, juz 2, h. 224).

Sebagaimana puasa pada umumnya, niat puasa Dzulhijjah dilakukan pada malam hari, yaitu sejak terbenamnya matahari sampai terbit fajar. Berikut adalah lafal niatnya:

  1. Niat Puasa dari Tanggal 1 sampai 7 Dzulhijjahنَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
    Nawaitu shauma syahri dzil hijjah sunnatan lillâhi ta‘âlâ.
    Artinya: “Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah karena Allah ta’âlâ.”
  2. Niat Puasa pada Tanggal 8 Dzulhijjah (Hari Tarwiyyah)نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
    Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillâhi ta‘âlâ.
    Artinya: “Saya niat puasa sunnah Tarwiyah karena Allah ta’âlâ.”
  3. Niat Puasa pada Tanggal 9 Dzulhijjah (Hari Arafah)نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
    Nawaitu shauma arafata sunnatan lillâhi ta’âlâ.
    Artinya: “Saya niat puasa sunnah Arafah karena Allah ta’âlâ.”

Karena puasa Dzulhijjah merupakan puasa sunnah, bagi orang yang lupa niat pada malam hari, diperbolehkan berniat di siang hari, yaitu dari pagi hingga sebelum tergelincirnya matahari (waktu Zuhur), selama ia belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa. Berikut adalah lafal niat ketika di siang hari:

  1. Niat Puasa dari Tanggal 1 sampai 7 Dzulhijjahنَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
    Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i syahri dzil hijjah sunnatan lillâhi ta’âlâ.
    Artinya: “Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah hari ini karena Allah ta’âlâ.”
  2. Niat Puasa pada Tanggal 8 Dzulhijjah (Hari Tarwiyyah)نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
    Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i tarwiyata sunnatan lillâhi ta’âlâ.
    Artinya: “Saya niat puasa sunnah Tarwiyah hari ini karena Allah ta’âlâ.”
  3. Niat Puasa pada Tanggal 9 Dzulhijjah (Hari Arafah)نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
    Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i arafata sunnatan lillâhi ta’âlâ.
    Artinya: “Saya niat puasa sunnah Arafah hari ini karena Allah ta’âlâ.”