Apa itu 8 Sequence Structure dalam Pembuatan Film? Simak Artikel Ini

Share on facebook
Share on twitter
Share on telegram
Share on whatsapp
freepik

Metode 8 Sequence Structure adalah pendekatan yang digunakan dalam penulisan skenario film yang membagi cerita menjadi delapan bagian atau “sequence” yang lebih kecil. Metode ini membantu penulis untuk menjaga alur cerita yang teratur dan memungkinkan pengembangan plot yang lebih terfokus. Berikut adalah penjelasan tentang masing-masing dari kedelapan sequence tersebut:

1. Sequence 1: The Setup

  • Fungsi: Memperkenalkan karakter utama, dunia cerita, dan premis dasar.
  • Isi: Menunjukkan kehidupan normal karakter sebelum konflik utama dimulai. Biasanya, ini mencakup latar belakang karakter, lokasi, dan suasana.
  • Contoh: Dalam “Star Wars: A New Hope”, kita diperkenalkan dengan Luke Skywalker di planet Tatooine.

2. Sequence 2: The Inciting Incident

  • Fungsi: Memperkenalkan konflik utama atau peristiwa yang mengganggu kehidupan normal karakter.
  • Isi: Menyajikan peristiwa yang mendorong cerita ke arah plot utama, memaksa karakter untuk bertindak.
  • Contoh: Dalam “The Hunger Games”, Katniss menggantikan adiknya untuk bertarung dalam permainan mematikan.

3. Sequence 3: First Turning Point

  • Fungsi: Mengubah arah cerita, seringkali melalui keputusan penting atau peristiwa besar yang mengarahkan karakter menuju konflik utama.
  • Isi: Karakter utama membuat keputusan yang memulai perjalanan mereka menuju tujuan atau konflik utama.
  • Contoh: Dalam “The Matrix”, Neo memutuskan untuk mengambil pil merah dan memasuki dunia nyata.

4. Sequence 4: First Half of Act Two

  • Fungsi: Menjelajahi dunia baru yang dihadapi karakter dan tantangan awal.
  • Isi: Karakter menghadapi rintangan pertama dan mulai memahami sifat konflik atau tantangan mereka.
  • Contoh: Dalam “Jurassic Park”, karakter mulai menyadari bahaya yang mengintai di taman dinosaurus.

5. Sequence 5: Midpoint

  • Fungsi: Titik tengah cerita yang memberikan twist atau perkembangan signifikan yang mengubah dinamika cerita.
  • Isi: Peristiwa atau pengungkapan penting yang meningkatkan taruhan dan membuat konflik lebih mendesak.
  • Contoh: Dalam “Titanic”, kapal menabrak gunung es, mengubah perjalanan menjadi perjuangan untuk bertahan hidup.

6. Sequence 6: Second Half of Act Two

  • Fungsi: Karakter menghadapi konsekuensi dari midpoint dan tantangan yang semakin berat.
  • Isi: Rangkaian peristiwa yang membuat situasi semakin sulit bagi karakter, sering kali mencakup penemuan atau pengungkapan baru.
  • Contoh: Dalam “The Dark Knight”, Joker mulai menyerang langsung Gotham dan menguji moralitas Batman.

7. Sequence 7: Second Turning Point

  • Fungsi: Mengarahkan cerita ke klimaks melalui peristiwa besar atau keputusan penting.
  • Isi: Peristiwa yang memaksa karakter untuk menghadapi konflik utama dengan cara yang menentukan.
  • Contoh: Dalam “The Lord of the Rings: The Return of the King”, Frodo dan Sam mendekati Mount Doom untuk menghancurkan cincin.

8. Sequence 8: The Climax and Resolution

  • Fungsi: Menghadirkan klimaks dan menyelesaikan cerita.
  • Isi: Konfrontasi terakhir dengan antagonis atau konflik utama, diikuti oleh resolusi yang menunjukkan nasib akhir karakter.
  • Contoh: Dalam “Harry Potter and the Deathly Hallows Part 2”, Harry menghadapi Voldemort dalam pertempuran terakhir di Hogwarts, diikuti oleh epilog yang menunjukkan kehidupan setelah pertempuran.

Metode 8 Sequence Structure membantu penulis skenario membagi cerita menjadi bagian-bagian yang lebih mudah dikelola, memastikan alur cerita yang logis dan koheren. Setiap sequence memiliki fungsi spesifik dalam perkembangan plot, dari pengenalan hingga resolusi, membantu menjaga ritme dan ketegangan cerita sepanjang film.