Fenomena koleksi sepatu telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya fashion modern, di mana harga yang fantastis tidak menghalangi para kolektor untuk mengejar hobi mereka. Banyak public figure di Indonesia, seperti Luna Maya, Nagita Slavina, Joshua Suherman, Rayi RAN, Gading Marten, Sandiaga Uno, dan bahkan Jokowi, dikenal sebagai kolektor sepatu yang memiliki lemari penuh dengan sepatu-sepatu bermerk, mulai dari produksi lokal hingga luar negeri.
Pertanyaannya, mengapa begitu banyak orang begitu tergila-gila dengan koleksi sepatu, meskipun kenyataannya hanya memiliki dua kaki dan sepatu tidak bisa dipakai setiap hari? Jawabannya beragam, mulai dari kenyamanan, gaya, nilai sejarah, kombinasi warna, hingga sentimentalitas dan nostalgia yang terkait dengan setiap pasang sepatu.
Kolektor sepatu pun memiliki berbagai jenis. Ada yang mengumpulkan puluhan sepatu dan benar-benar menggunakannya dengan bangga, sementara ada yang hanya mengoleksi untuk dipajang di lemari. Bahkan ada yang memiliki dua pasang sepatu yang sama, satu untuk dipakai dan satu lagi untuk dipajang, menunjukkan dedikasi yang ekstrim dalam hobi mereka.
Bagi beberapa kolektor yang sangat passionate dengan sepatu, setiap pasang sepatu memiliki makna yang mendalam. Mereka mengapresiasi desain, konsep, dan referensi sejarah dari setiap sepatu yang mereka miliki. Bagi mereka, sepatu bukan hanya sekadar alas kaki, tetapi juga merupakan media untuk mengekspresikan diri dan mengembangkan gaya pribadi.
Lebih banyak sepatu berarti lebih banyak pilihan untuk mengembangkan gaya pribadi. Para kolektor rela menghabiskan banyak waktu dan uang untuk mendapatkan sepatu tertentu yang sesuai dengan visi dan identitas mereka. Bahkan, ada yang menjadi pengoleksi sepatu hingga terjun langsung di dunia sneakers hood, menunjukkan betapa besar pengaruh dan daya tarik dari fenomena koleksi sepatu ini.