Celebrithink.com – Tidur merupakan kebutuhan biologis yang penting bagi manusia, untuk memulihkan dan memperbaiki tubuh serta mengisi ulang energi. Ketika menunda tidur waktu tidur menjadi tidak cukup, sehingga berdampak pada otak dan sistem tubuh tidak akan berfungsi secara normal.
Namun seringkali orang menyepelekan pentingnya tidur dan memilih untuk menunda-nunda waktu tidur. Padahal, menunda tidur dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Melansir laman halodoc, berikut beberapa bahaya yang bisa terjadi, jika sering menunda waktu tidur.
Meningkatkan Risiko Gangguan Kesehatan
Menunda tidur dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai gangguan kesehatan, seperti obesitas, penyakit gula, hipertensi, penyakit jantung, dan gangguan kesehatan lainnya. Hal ini disebabkan karena kurang tidur dapat memengaruhi berbagai sistem tubuh seperti sistem pencernaan, sistem hormon, dan sistem kekebalan tubuh, yang akhirnya dapat memicu timbulnya gangguan kesehatan.
Menurunkan Kinerja Otak
Tidur juga sangat penting bagi kinerja otak. Kurang tidur atau tidur yang tidak berkualitas dapat mengganggu konsentrasi, memori, dan daya ingat, yang akhirnya dapat mempengaruhi kinerja otak secara keseluruhan. Selain itu, kurang tidur juga dapat meningkatkan risiko depresi dan gangguan kecemasan.
Meningkatkan Risiko Kecelakaan
Kurang tidur juga dapat meningkatkan risiko kecelakaan, terutama kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan kerja. Kurang tidur dapat mempengaruhi kewaspadaan dan reaksi tubuh, sehingga membuat Anda lebih rentan terhadap kecelakaan.
Meningkatkan Risiko Infeksi
Tidur juga penting untuk menjaga kekebalan tubuh. Kurang tidur dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh, sehingga membuat Anda lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit. Oleh karena itu, tidur yang cukup dan berkualitas dapat membantu melindungi tubuh dari serangan virus dan bakteri.
Meningkatkan Risiko Kematian Dini
Penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur dapat meningkatkan risiko kematian dini. Kurang tidur dapat memengaruhi sistem kardiovaskular, dan meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke, yang akhirnya dapat menyebabkan kematian dini.