Celebrithink.com – Siapa di antara kalian yang tidak pernah berbohong selama hidup? Sepertinya, hampir semua orang pernah berbohong. Namun, apabila kebohongan terus bersambung dengan kebohongan lainnya, apalagi tidak bisa membedakan mana yang kenyataan dan yang bukan, itu termasuk tidak wajar.
Biasanya berbohong dilakukan seseorang untuk menutupi kesalahan dan kekurangan diri. Namun, kebohongan ini dapat berlanjut dan tidak terkendali. Hal ini tentu bisa merusak kehidupan pribadi dan profesional. Melansir dari laman klikdokter, berikut ini beberapa jenis berbohong yang perlu Anda ketahui.
Pembohong sesekali
Banyak orang yang hanya berbohong sesekali saja. Biasanya, orang yang berbohong hanya sesekali ini akan merasa gelisah saat berbohong, karena mereka jarang melakukannya. Ia juga akan lebih kepikiran dan akhirnya akan mengaku melakukan kebohongan sebelum dikonfrontasi.
Pembohong putih
Mungkin Anda pernah mendengar istilah white liar, atau yang jika diartikan sebagai tipe pembohong putih. Hal yang diutarakan biasanya tidak sepenuhnya kebohongan dan dilakukan sesekali saja. Mereka dapat mencampur kebenaran dengan dusta. Atau bahkan dengan sengaja mengatakan atau tidak mengatakan sesuatu untuk menyesatkan orang lain.
Pembohong ceroboh
Umumnya mereka akan banyak berbohong tetapi tidak cukup pintar untuk menjadikan cerita mereka dapat dipercaya. Selain itu, mereka tidak peduli apakah kebohongan yang mereka rangkai itu meyakinkan atau tidak. Karenanya, mereka pun tidak peduli jika kebohongan tersebut sampai terungkap.
Pembohong kompulsif
Pembohong tipe kompulsif akan berbohong karena berbagai alasan. Biasanya kebohongan mereka juga akan mudah terlihat, karena cerita yang mereka utarakan selalu tidak cocok, menghindari kontak mata, berkeringat dingin, lidah belibet, atau terlihat gelisah saat dicecar.
Beberapa pembohong kompulsif memiliki kebiasaan berbohong yang berasal dari sifat narsisistik, tetapi ada juga yang berbohong karena terbiasa. Pembohong kompulsif cenderung berbohong untuk hal-hal yang kecil tanpa berpikir panjang. Mereka melakukan kebohongan itu sejak kecil dan menganggap kebohongan tersebut tidak akan menimbulkan masalah.
Pembohong patologis
Pembohong patologis termasuk mengalami gangguan psikologis. Mereka adalah ‘pembohong sempurna’ yang menutupi setiap kebohongan mereka dengan kebohongan-kebohongan kecil lain agar cerita palsu mereka tidak terbongkar. Perilaku ini biasanya dipicu oleh trauma atau didikan yang keras, sehingga memicu tumbuhnya kebiasaan berbohong.
Pembohong sosiopat
Pembohong jenis ini lebih sulit lagi untuk dikenali, dan mereka lebih berbahaya dibandingkan dengan pembohong patologis. Mereka tidak memiliki empati terhadap orang lain dan dapat berbohong dengan hati ringan, karena tidak berempati terhadap kerugian, kesedihan, atau kemarahan orang lain yang mereka tipu.
Biasanya, pembohong tipe ini memanfaatkan orang lain untuk memenuhi tujuan mereka. Mereka juga tidak segan-segan melawan moral dan memanipulasi pikiran korban mereka.