Celebrithink.com – Menikah menjadi sebuah keputusan besar bagi dua insan yang saling mencintai, untuk menghabiskan sisa hidup bersama-sama. Namun, pria dan wanita yang sudah menikah bukan berarti mereka tidak mungkin selingkuh. Terlebih jika niat dan kesempatan untuk itu memang ada.
Ada banyak faktor yang mungkin menimbulkan niat berselingkuh meski sudah menikah. Melansir laman hellosehat, berikut ini beberapa hal yang menimbulkan keinginan selingkuh setelah menikah.
Candu terhadap sesuatu
Kecanduan terhadap obat-obatan terlarang, alkohol, judi, atau lainnya sangat tidak baik untuk kesehatan fisik dan juga mental. Jika membiarkan diri terjerumus ke dalam kebiasaan itu, biasanya membuat orang tersebut menjadi lupa dan tidak memiliki kontrol diri yang baik.
Contohnya kebiasaan minum hingga mabuk. Kebiasaan ini bisa membuat Anda kehilangan kesadaran diri sehingga memunggkinkan Anda melakukan hal-hal di luar niatan, termasuk selingkuh. Kendati saat sadar Anda tidak punya niatan berselingkuh, siapa yang tahu hal apa saja yang dilakukan saat kehilangan kesadaran?
Perselingkuhan sebelumnya
Sebuah penelitian yang dimuat dalam Archive of Sexual Behavior menyatakan bahwa seseorang yang pernah berselingkuh sebelumnya, lebih rawan selingkuh setelah menikah. Begitu pula dengan pasangan orang yang berselingkuh akan merasa was-was bahwa pasangannya akan melakukan hal tersebut kepadanya, sehingga ia akan lebih hati-hati dalam bersikap.
Hal ini membuat hilang kepercayaan dalam sebuah hubungan sehingga hubungan tidak harmonis. Ketidakharmonisan ini membuat orang menjadi rawan selingkuh setelah menikah.
Gangguan kepribadian
Salah satu jenis gangguan kepribadian yang dapat memicu seseorang memutuskan untuk berselingkuh adalah narsisme, karena membuat seseorang menjadi egois dan mementingkan dirinya sendiri. Karena sifatnya yang egois dan ingin mendapat pengakuan bahwa dirinya disukai dan dicintai banyak orang, hal inilah yang membuatnya ingin membuktikan dengan berbagai cara, termasuk selingkuh.
Seseorang dengan gangguan ini kadang terlalu fokus terhadap dirinya sendiri sehingga tidak memiliki empati terhadap orang lain, bahkan pasangannya sendiri.
Trauma masa kecil
Jika seseorang menyimpan rapat trauma masa kecil, hal ini mungkin saja berdampak pada pembentukan jati dirinya. Trauma ini bisa berupa apa saja, baik fisik, seksual, maupun emosional. Jika tidak diatasi, hal ini mungkin akan memberikan pengaruh buruk pada pembentukan karakternya di masa depan.
Contohnya, orang yang pernah mengalami kekerasan seksual di masa kecil, memiliki kemungkinan untuk berperilaku menyimpang saat sudah dewasa. Salah satunya, selingkuh. Selain itu, seseorang yang mengetahui bahwa orang tuanya berselingkuh saat ia masih kecil juga memiliki kemungkinan untuk melakukan hal yang sama dalam pernikahannya sendiri.