Celebrithink.com – Usia tak menjamin kedewasaan seseorang. Karena usia bukanlah menjadi indikator kedewasaan emosional. Orang yang sudah berusia matang pun bisa saja mudah marah, sering ngambek dan bertindak tidak sabaran. Hal itu disebabkan karena pola asuh dan proses belajar sejak kecil, yang membentuk emotionally immature (ketidakdewasaan emosional) seseorang.
Ketika seorang anak kurang mendapatkan support dari orang tua, tidak pernah divalidasi atau diterima, atau selalu disalahkan. Akhirnya, ini menjadi suatu masalah emosional dan terbentuk saat dewasa.
Meski begitu, bukan berarti anda bebas mengecap seseorang memiliki level kedewasaan yang rendah. Untuk mengetahui seseorang tidak dewasa secara emosional, berikut tanda-tandanya seperti dilansir dari laman klikdokter.
Sering self-centered
Ciri pertama seseorang tidak dewasa secara emosional adalah sering self-centered atau hanya berpusat pada diri sendiri, sehingga tidak menerima pandangan atau penilaian dari orang lain.
Setiap diberikan komentar atau saran, mereka tidak mau mendengar atau menerimanya. Hal ini yang membuat orang di sekitarnya menjadi malas memberikan pendapat atau nasihat.
Bersifat defensif
Ciri yang kedua adalah sering kali bersifat defensif atau tidak mengakui kesalahan atas yang telah diperbuat. Misalnya, anda mengeluh tentang sikapnya yang selalu lupa dengan kewajiban untuk membuang sampah. Tapi bukan mengakui, mereka malah menjawab “Kenapa saya disalahkan terus?”
Tidak bertanggungjawab
Mereka tidak bertanggung jawab atas perbuatannya. Alih-alih bersikap bijaksana atau mengakui kesalahan, mereka akan menyalahkan orang lain atau keadaan di luar kendali mereka.
Misalnya, mereka tak sengaja menumpahkan makanan. Alih-alih minta maaf, mereka justru akan mengatakan “Loh, saya kan tidak sengaja menjatuhkan makanan. Masa harus saya yang membereskan?”.
Menghindari masalah atau tidak menyelesaikannya
Dalam sebuah hubungan, momen berbeda pendapat lumrah terjadi. Sementara orang yang belum dewasa secara emosional, biasanya memilih menghindari masalah dan tidak menyelesaikannya.
Mereka sering kali menunda percakapan sulit karena tidak dapat memahami perasaan sendiri, atau merasa sulit menghadapi masalah tersebut. Mereka akan menelusuri permukaan topik permasalahan tanpa mengungkap banyak hal.
Orang dengan kedewasaan emosional yang rendah juga akan enggan membahasnya lebih dalam. Mereka juga akan mencari banyak alasan untuk tidak membahasnya.
Senang mengontrol orang
Seseorang yang belum dewasa secara emosional seringkali mengontrol orang. Mereka senang untuk mengetahui segala sesuatu yang terjadi dengan orang-orang di sekitar mereka. Saat tidak diberitahu, mereka akan mengomel atau bahkan membuat masalah. Padahal, tidak semua hal harus diketahui.
Bermasalah dalam berkomitmen
Membicarakan masa depan bisa menjadi hal yang menakutkan bagi seseorang yang belum dewasa secara emosional. Mereka akan menghindari merencanakan sesuatu bersama pasangan karena takut membatasi kebebasan.
Kata-kata sebagai senjata
Pasangan yang belum dewasa secara emosional biasanya sulit untuk mengendalikan diri dan mudah marah. Apaa pun yang dirasakan akan langsung diutarakan atau jadi impulsif.
Akibatnya, mereka akan sengaja memakai kata-kata untuk menyakiti karena merasa kesal. Emosi yang sulit terkontrol membuat mereka tidak menyaring apa yang ingin dikatakan.