Banjir besar melanda Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, pada Senin (16/12/2024). Ribuan rumah warga tergenang, termasuk sejumlah fasilitas umum seperti sekolah dan puskesmas. Peristiwa ini terjadi akibat hujan deras yang mengguyur sejak Minggu sore hingga malam. Air mulai masuk ke permukiman warga sekitar pukul 22.00 WIB dan mencapai puncak ketinggian pada dini hari, Senin (16/12/2024).
Sebanyak 2.000 warga di Kelurahan Kelutan, Kecamatan Trenggalek, terdampak banjir ini. Kepala Kelurahan Kelutan, Pamudji Rohmat, menjelaskan bahwa tujuh Rukun Tetangga (RT) terkena dampak banjir, dengan wilayah RT 11 dan RT 12 mengalami kondisi terparah. Kedua wilayah ini merupakan titik terendah, sehingga ketinggian air mencapai 1-1,5 meter.
Sekitar pukul 12.00 WIB, sebagian besar air mulai surut. Namun, beberapa daerah masih terendam karena sistem pintu air apung di Sungai Ngasinan belum sepenuhnya memungkinkan air keluar. Pintu air ini secara otomatis menutup jika debit Sungai Ngasinan terlalu tinggi, sehingga air banjir di permukiman menunggu sungai surut sebelum bisa mengalir.
Fasilitas umum yang turut terendam meliputi kantor kelurahan, dua Sekolah Dasar (SD), dua pondok pesantren, serta Puskesmas Pembantu. Pondok pesantren yang terdampak juga memiliki sekolah formal seperti Madrasah Tsanawiyah (MTs), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Pemerintah Kabupaten Trenggalek bersama perangkat desa telah memberikan bantuan berupa makanan siap saji dan air mineral kepada warga terdampak. Selain itu, alat berat dikerahkan untuk membersihkan sampah di aliran Sungai Ngasinan guna mempercepat aliran air. Bupati Trenggalek juga turun langsung meninjau lokasi banjir dan memastikan bantuan sampai kepada warga.
Pamudji Rohmat mengusulkan solusi jangka panjang untuk mencegah banjir serupa terjadi kembali. Ia meminta pemerintah menyediakan pompa air berkapasitas besar. Pompa ini diharapkan mampu memindahkan genangan air di permukiman langsung ke Sungai Ngasinan. Hal ini penting mengingat semua aliran sungai dari kecamatan sekitar, seperti Tugu, Pule, Karangan, dan Bendungan, bermuara ke Sungai Ngasinan, sehingga potensi akumulasi air sangat besar.
Banjir ini menjadi pengingat pentingnya penanganan serius terhadap sistem drainase dan aliran sungai. Selain itu, koordinasi antarinstansi dan penanganan bencana perlu ditingkatkan agar masyarakat lebih siap menghadapi ancaman banjir di masa depan.