Bantuan Sosial Gibran Tuai Kontroversi, Ini Klarifikasinya

Pict by Instagram

Pada 28 November 2024, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menyalurkan bantuan sosial (bansos) di Kampung Melayu, Jakarta Timur. Bantuan yang diberikan berupa sembako, seperti beras, gula, teh, dan susu untuk balita. Namun, pemberian bantuan tersebut menarik perhatian publik karena tas berlogo Istana Wakil Presiden yang bertuliskan “Bantuan Wapres Gibran.” Kontroversi muncul setelah tas tersebut menjadi perbincangan di media sosial.

Menanggapi hal ini, Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) memberikan klarifikasi. Menurutnya, tidak ada yang salah dengan pemberian bantuan tersebut, yang terpenting adalah manfaat yang diberikan kepada masyarakat. Gus Ipul menegaskan bahwa siapa pun yang memberikan bantuan sosial tidak masalah, selama itu berasal dari anggaran pemerintah. “Yang penting manfaatnya untuk masyarakat,” ujarnya di Istana, Jakarta, pada 2 Desember 2024.

Gus Ipul juga menjelaskan bahwa bantuan sosial bisa diberikan oleh berbagai pihak, baik kementerian maupun lembaga lainnya, asalkan dana tersebut berasal dari anggaran pemerintah. “Bansos itu bisa diberikan oleh siapa saja, asal dari pemerintah,” tambahnya.

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, turut memberikan penjelasan terkait pemberian bantuan tersebut. Menurutnya, tidak ada masalah dengan bantuan yang disalurkan oleh Wapres Gibran karena menggunakan anggaran operasional Wakil Presiden. “Wapres punya biaya operasional yang bisa digunakan untuk kesejahteraan masyarakat,” ujar Hasan. Ia menegaskan bahwa anggaran operasional Wapres memang diperuntukkan untuk kegiatan sosial dan kesejahteraan rakyat.

Bantuan yang diberikan oleh Wapres Gibran bertujuan untuk membantu warga yang terdampak banjir di Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta Timur. Selain sembako, Wapres Gibran juga membagikan susu untuk anak-anak dan balita yang berada di pengungsian. Penyerahan bantuan dilakukan di SDN 01-02 Kampung Melayu pada Kamis, 28 November 2024, sekitar pukul 15.00 WIB. Salah seorang warga pengungsi, Juriah, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas bantuan yang diterima. “Ada teh celup, biskuit, minyak, gula, dan beras lima kilo,” ujar Juriah.

Meski pemberian bantuan ini sempat menuai sorotan karena tas berlogo Istana Wakil Presiden, klarifikasi dari Gus Ipul dan Hasan Nasbi menegaskan bahwa tidak ada yang salah dengan prosedur penyaluran bantuan tersebut. Yang terpenting adalah manfaat yang dirasakan oleh masyarakat yang membutuhkan.

Populer video

Berita lainnya