Rencana refocusing beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) kini sedang menjadi perhatian. Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi, Satryo Soemantri Brodjonegoro, mengungkapkan bahwa beasiswa ini ke depannya akan lebih diarahkan pada bidang sains dan teknologi (saintek). Fokus ini diambil untuk mendukung program strategis pemerintah seperti swasembada pangan, energi, ketersediaan air, dan hilirisasi industri.
Namun, apakah ini berarti bidang sosial, hukum, budaya, dan literatur akan dikesampingkan? Tidak sepenuhnya demikian. Satryo menjelaskan bahwa bidang-bidang tersebut tetap mendapat perhatian, terutama jika ada program yang sangat menonjol dan layak didanai.
Sejak 2013 hingga Oktober 2024, LPDP telah mendukung pendidikan sebanyak 25.116 orang penerima. Dari data yang dikumpulkan, alumni bidang saintek menjadi yang terbanyak, mencapai 43,04 persen. Beasiswa ini mendanai pendidikan di bidang sains, teknik, kedokteran, kesehatan, dan pertanian.
Di sisi lain, bidang sosial humaniora (soshum) mencakup 41,43 persen penerima. Dalam kategori ini, studi yang banyak diambil meliputi sosial, pendidikan, ekonomi, hukum, seni, bahasa, dan keagamaan. Ada pula rumpun ilmu terapan dengan 11,68 persen penerima, sementara bidang lainnya menyumbang sekitar 4,85 persen.
Meski ada refocusing, jumlah penerima beasiswa LPDP secara keseluruhan tidak akan berkurang. Ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam terus mendukung akses pendidikan tinggi. Dengan prioritas baru pada saintek, diharapkan Indonesia dapat lebih cepat mencapai berbagai target pembangunan strategis.
Refocusing ini tidak hanya tentang angka, tetapi juga arah masa depan. Dalam konteks global yang terus berubah, saintek memang menjadi pilar penting untuk inovasi dan kemajuan bangsa. Namun, menjaga keseimbangan antara saintek dan soshum tetap menjadi tantangan yang perlu dicermati.