Giring Ganesha, Mantan Vokalis Nidji yang Kini Jadi Wakil Menteri

Dok: TEMPO/M Taufan Rengganis

Giring Ganesha, mantan vokalis Nidji yang kini dikenal sebagai politikus, baru saja dilantik sebagai Wakil Menteri Kebudayaan di Kabinet Merah Putih, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Ia ditunjuk untuk mendampingi Menteri Kebudayaan Fadli Zon selama lima tahun ke depan. Setelah dilantik pada Senin, 21 Oktober 2024, Giring menegaskan kesiapannya dalam menjalankan berbagai tugas yang dipercayakan oleh Presiden. “Siap laksanakan Pak Presiden,” tulisnya di Instagram pada Selasa, 22 Oktober 2024.

Perjalanan Politik Giring dan Perpindahan Karier dari Musik ke Politik

Karier Giring di dunia politik dimulai pada 6 September 2017, ketika ia pertama kali bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sebagai calon anggota legislatif. Keputusannya untuk beralih dari dunia hiburan ke politik menarik perhatian publik, apalagi dengan pernyataan-pernyataannya yang kerap menuai kontroversi.

Berikut beberapa kontroversi yang mengiringi perjalanan Giring sebagai figur publik yang kini menjadi Wakil Menteri Kebudayaan.

  1. Kritik Netizen terkait Kesalahan Ejaan

Baru beberapa hari menjabat, Giring sudah menjadi sorotan setelah netizen mengoreksi unggahan Instagram-nya yang memiliki beberapa kesalahan ejaan. Komentar ini ramai diperbincangkan di platform X, di mana beberapa pengguna menyindir keterampilan menulis Giring sebagai pejabat kebudayaan. “Menulis adalah bagian dari budaya. Mari mulai meluruskan dari yang kecil,” tulis seorang pengguna di kolom komentar unggahan Giring.

  1. Perang Sindiran dengan Anies Baswedan

Pada awal 2022, Giring terlibat adu sindiran dengan mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Setelah Anies membagikan foto bersama band Nidji di Jakarta International Stadium (JIS), Giring memberikan respons dengan unggahan video dirinya bernyanyi bersama warga dan menyebutkan bahwa suara rakyat adalah “sound system terbaik.” Dalam unggahan itu, ia juga menyindir Anies dengan istilah “Firaun,” yang kerap digunakan untuk mengkritik pemimpin yang dianggap terlalu fokus pada pembangunan fisik monumental.

  1. Deklarasi Sebagai Calon Presiden 2024

Setelah gagal dalam Pemilu 2019 sebagai calon legislatif, pada 2020 Giring mendeklarasikan niatnya untuk maju sebagai calon presiden pada Pilpres 2024. Sejumlah baliho bertuliskan “Giring untuk Presiden 2024” tersebar di berbagai daerah. Deklarasi ini memicu beragam respons, dari dukungan hingga kritik yang menganggapnya terlalu dini untuk bersaing di tingkat nasional. Komentar seperti “Coba jadi RW dulu, jangan langsung presiden,” dan “Ambisi Giring ini mirip dengan Kanye West di Pilpres AS,” menunjukkan banyak yang meragukan kesiapan Giring untuk menjadi presiden.

Namun, dua tahun kemudian, tepatnya pada 24 Februari 2022, Giring mengumumkan bahwa ia mundur dari pencalonan presiden. Dia menyadari bahwa dukungan publik masih belum cukup untuk mewujudkan cita-citanya tersebut.

Dengan perjalanan panjang dan kontroversial ini, kini Giring memulai babak baru dalam dunia pemerintahan sebagai Wakil Menteri Kebudayaan. Sebagai Wamen. dia mendapatkan sebuah peran yang menuntutnya untuk bisa beradaptasi dan memperjuangkan aspirasi seni serta kebudayaan di Indonesia.

Populer video

Berita lainnya