Baru-baru ini, viral sebuah poster yang dipasang di Kedutaan Besar Malaysia di Indonesia. Poster tersebut mempromosikan layanan kesehatan dengan biaya yang lebih murah di Malaysia. Hal ini menjadi bahan perbincangan di media sosial karena dianggap menyindir biaya pelayanan kesehatan di Indonesia yang lebih mahal.
Banyak netizen yang mempertanyakan apakah hal ini diperbolehkan secara terbuka. Mereka merasa bahwa iklan tersebut secara tidak langsung menunjukkan kekurangan pelayanan kesehatan di Indonesia. Selain biaya yang lebih murah, pelayanan kesehatan di Malaysia disebut-sebut lebih baik, termasuk dalam hal administrasi.
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, memberikan tanggapan atas viralnya poster tersebut. Menurutnya, fenomena ini menjadi bahan introspeksi bagi pemerintah untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Indonesia. Menkes mengakui bahwa ini adalah tugas yang perlu ditangani serius, terutama terkait kualitas layanan.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan, Azhar Jaya, menjelaskan bahwa promosi seperti itu memang umum terjadi di area kedutaan besar. Menurutnya, setiap kedutaan memiliki otoritas untuk mempromosikan layanan di negara mereka. Tidak hanya Malaysia, negara seperti Australia dan Inggris juga kerap melakukan promosi serupa.
Azhar menambahkan bahwa Kementerian Kesehatan akan menjadikan hal ini sebagai motivasi untuk meningkatkan fasilitas kesehatan serta sumber daya manusia, terutama di daerah-daerah yang banyak mengirim pasien ke luar negeri. Dengan begitu, diharapkan masyarakat Indonesia tidak perlu lagi mencari layanan kesehatan di luar negeri.
Viralnya poster ini memicu diskusi publik mengenai pelayanan kesehatan dalam negeri, terutama soal kualitas dan biaya. Hal ini juga menjadi pendorong bagi pemerintah untuk terus memperbaiki sistem kesehatan nasional agar masyarakat lebih percaya dan memilih layanan di dalam negeri.
