Erina Gudono menjadi sorotan di media kampus The Penn karena dugaan penyalahgunaan jet pribadi. Masyarakat Indonesia mendesak agar beasiswanya dicabut. Mereka menilai Erina terlalu hedonis dan tidak layak menerima beasiswa. Koran kampus tersebut menyoroti banyaknya kritik di media sosial, terutama di platform X dan Instagram. Kritik tersebut menuduh latar belakang istimewa Erina membuatnya tidak pantas menerima beasiswa yang seharusnya untuk mahasiswa kurang mampu.
The Penn, dalam artikel berjudul “Indonesians urge Penn to revoke scholarship granted to daughter-in-law of country’s president” yang terbit pada 15 September 2024, menyebutkan bahwa banyak warga Indonesia yang menyuarakan keprihatinan atas penerimaan Erina sebagai penerima beasiswa. Beberapa pengguna media sosial mempertanyakan gaya hidup mewah Erina dan menilai dia tidak menunjukkan empati terhadap kondisi sosial dan politik di Indonesia.
Selain itu, kolom komentar Instagram Erina saat ini telah dikunci, yang membuat semakin banyak kecurigaan publik. Seorang alumni Universitas Columbia, Patricia Kusumaningtyas, kepada The Daily Pennsylvanian, menjelaskan bahwa kemarahan masyarakat Indonesia terkait beasiswa Erina dipicu oleh gaya hidupnya yang dianggap mewah. Ia juga menyebutkan bahwa Erina tidak memberikan komentar terkait situasi politik di Indonesia, terutama mengenai RUU Pilkada yang dapat memuluskan jalan suaminya, Kaesang Pangarep, sebagai calon gubernur.
Patricia juga menyebut bahwa sebelum kemarahan publik terkait RUU Pilkada, Erina mengunggah konten mewah di media sosial. Unggahan tersebut dianggap tidak peka terhadap situasi politik di Indonesia, di mana banyak orang memprotes RUU tersebut. Bahkan, beberapa demonstran harus berhadapan dengan gas air mata. Patricia menegaskan bahwa meskipun ia tidak meragukan kemampuan akademis Erina, beasiswa seharusnya dipertimbangkan untuk mereka yang lebih peduli pada hak asasi manusia dan demokrasi di negaranya. Patricia mendorong pihak Penn untuk mempertimbangkan calon penerima beasiswa di masa depan dengan lebih bijaksana, terutama jika mereka berperan dalam isu-isu penting di negara asal mereka.