Kenali Berbagai Jenis Makanan yang Sering Menyebabkan Alergi pada Bayi

Pict by: Unsplash

Memperkenalkan makanan padat pada bayi adalah langkah penting dalam perkembangan mereka, namun orang tua juga harus waspada terhadap risiko alergi makanan. Beberapa makanan dapat memicu reaksi alergi pada bayi, yang bisa berupa ruam, muntah, atau kesulitan bernapas. Penting bagi orang tua untuk mengenali makanan yang sering menyebabkan alergi agar bisa lebih berhati-hati saat memperkenalkan makanan baru. Berikut adalah beberapa jenis makanan yang sering menyebabkan alergi pada bayi.

1. Susu Sapi

Alergi susu sapi adalah salah satu jenis alergi yang paling umum pada bayi, terutama pada masa awal pengenalan susu formula yang terbuat dari protein susu sapi. Bayi yang memiliki alergi terhadap susu sapi bisa mengalami gejala seperti diare, muntah, kulit kemerahan, dan bahkan sesak napas.

Tips:

  • Jika bayi menunjukkan tanda-tanda alergi setelah mengonsumsi susu sapi, segera konsultasikan dengan dokter.
  • Susu formula berbasis kedelai atau formula hipoalergenik bisa menjadi alternatif bagi bayi yang alergi terhadap protein susu sapi.

2. Telur

Telur, terutama putih telur, sering menjadi penyebab alergi pada bayi. Reaksi alergi terhadap telur bisa muncul dalam bentuk ruam kulit, pembengkakan, atau gangguan pencernaan. Meskipun begitu, banyak anak akan tumbuh dan lepas dari alergi ini seiring bertambahnya usia.

Tips:

  • Perkenalkan telur pada bayi dengan memulainya dari kuning telur, karena cenderung kurang alergi dibanding putih telur.
  • Konsultasikan dengan dokter jika kamu khawatir tentang reaksi alergi terhadap telur.

3. Kacang Tanah

Alergi kacang tanah adalah salah satu jenis alergi makanan yang paling serius dan dapat menyebabkan reaksi anafilaksis, yaitu reaksi alergi yang berpotensi mengancam jiwa. Gejala alergi kacang tanah bisa berupa bengkak, ruam merah, atau kesulitan bernapas.

Tips:

  • Hindari memberikan kacang tanah utuh pada bayi, karena juga bisa menjadi risiko tersedak.
  • Jika ada riwayat alergi kacang dalam keluarga, konsultasikan dengan dokter sebelum memperkenalkan kacang pada bayi.

4. Kacang Pohon (Almond, Kenari, Mede)

Selain kacang tanah, kacang pohon seperti almond, kenari, dan mede juga sering menyebabkan alergi. Reaksi alergi terhadap kacang pohon bisa berkisar dari gejala ringan seperti ruam hingga reaksi berat seperti anafilaksis.

Tips:

  • Coba perkenalkan kacang pohon dalam bentuk olahan yang lebih aman, seperti selai kacang atau bubuk kacang yang sudah dihaluskan.
  • Selalu pantau bayi saat pertama kali mencoba makanan baru yang mengandung kacang pohon.

5. Ikan dan Makanan Laut

Ikan dan makanan laut lainnya seperti udang dan kerang juga termasuk dalam makanan yang sering menyebabkan alergi pada bayi. Alergi makanan laut cenderung bertahan hingga dewasa, berbeda dengan beberapa alergi makanan lainnya yang mungkin hilang seiring bertambahnya usia.

Tips:

  • Perkenalkan ikan dalam porsi kecil dan pastikan untuk memilih jenis ikan yang rendah merkuri, seperti salmon atau cod.
  • Hindari makanan laut seperti udang atau kerang untuk sementara waktu jika ada riwayat alergi makanan laut dalam keluarga.

6. Gandum

Alergi terhadap gandum juga bisa terjadi pada bayi, meskipun tidak terlalu umum. Reaksi alergi terhadap gandum bisa berupa masalah kulit, seperti eksim, atau masalah pencernaan, seperti diare dan muntah. Alergi gandum sering kali disalahartikan sebagai intoleransi gluten, namun keduanya berbeda.

Tips:

  • Perkenalkan gandum secara perlahan dalam bentuk bubur atau roti, dan pantau reaksi bayi.
  • Jika bayi menunjukkan gejala alergi, coba beralih ke biji-bijian alternatif seperti oat atau beras.

7. Kedelai

Kedelai juga merupakan penyebab alergi yang umum pada bayi, terutama pada bayi yang diberi susu formula berbasis kedelai. Gejala alergi kedelai termasuk ruam kulit, muntah, dan diare. Meski demikian, kebanyakan anak akan mengatasi alergi kedelai pada usia 3 tahun.

Tips:

  • Perhatikan tanda-tanda alergi jika bayi mengonsumsi produk berbasis kedelai, termasuk susu formula kedelai.
  • Bicarakan dengan dokter jika kamu mencurigai bayi mengalami alergi kedelai.

8. Buah-buahan Tertentu

Beberapa buah, seperti stroberi, tomat, atau kiwi, dapat menyebabkan reaksi alergi pada sebagian bayi. Meskipun alergi buah tidak terlalu umum, beberapa bayi bisa mengalami ruam atau masalah pencernaan setelah mengonsumsi buah tertentu.

Tips:

  • Perkenalkan buah-buahan baru satu per satu agar lebih mudah mengenali jika ada reaksi alergi.
  • Jika bayi menunjukkan gejala alergi terhadap buah tertentu, hentikan pemberian dan konsultasikan dengan dokter.

9. Madu (Tidak untuk Bayi di Bawah 1 Tahun)

Meskipun bukan penyebab alergi, madu sebaiknya dihindari untuk bayi di bawah usia 1 tahun karena berisiko menyebabkan botulisme, infeksi bakteri yang serius. Setelah usia satu tahun, madu bisa diberikan, tetapi tetap perlu diperhatikan jika muncul reaksi alergi.

Tips:

  • Hindari semua produk yang mengandung madu hingga bayi berusia setidaknya satu tahun.
  • Setelah usia yang aman, perkenalkan madu dalam jumlah kecil dan pantau reaksi bayi.

Alergi makanan pada bayi bisa menimbulkan kekhawatiran, namun dengan pengenalan makanan yang hati-hati dan pemantauan yang baik, orang tua bisa meminimalkan risiko alergi. Susu sapi, telur, kacang-kacangan, ikan, dan gandum adalah beberapa makanan yang sering menyebabkan alergi pada bayi. Jika bayi menunjukkan gejala alergi, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan panduan yang tepat. Pengenalan makanan secara bertahap dan observasi yang cermat adalah kunci agar bayi dapat menikmati berbagai jenis makanan dengan aman.

Populer video

Berita lainnya