Wine, minuman beralkohol yang dihasilkan dari fermentasi anggur, memiliki sejarah panjang dan kaya di berbagai budaya di seluruh dunia. Setiap negara memiliki tradisi dan teknik unik dalam pembuatan wine yang mencerminkan karakteristik dan keunikan daerah tersebut. Mari kita intip cara pembuatan wine tradisional di beberapa negara.
1. Prancis: Metode Tradisional Champagne
Champagne, salah satu wine paling terkenal di dunia, berasal dari wilayah Champagne di Prancis. Proses pembuatannya dikenal sebagai “méthode champenoise” atau metode tradisional Champagne. Berikut adalah langkah-langkah utamanya:
- Pemilihan Anggur: Hanya tiga jenis anggur yang diizinkan untuk Champagne: Chardonnay, Pinot Noir, dan Pinot Meunier.
- Fermentasi Pertama: Jus anggur difermentasi menjadi wine dasar.
- Pencampuran: Wine dasar dari berbagai anggur dan tahun dipadukan untuk menciptakan rasa yang konsisten.
- Fermentasi Kedua: Campuran wine dasar ditambahkan ragi dan gula, kemudian dibotolkan dan ditutup. Fermentasi kedua terjadi dalam botol, menghasilkan gelembung karbon dioksida.
- Penuaan: Botol disimpan secara horizontal selama setidaknya 15 bulan untuk mencapai rasa yang kompleks.
- Penghilangan Sedimen: Botol dimiringkan dan diputar sedikit demi sedikit agar sedimen terkumpul di leher botol, kemudian leher botol dibekukan dan sedimen dikeluarkan.
- Penyegelan: Botol diisi ulang dengan sedikit wine dan gula (dosage) sebelum disegel secara permanen.
2. Italia: Proses Pembuatan Chianti
Chianti adalah wine merah terkenal dari wilayah Tuscany di Italia, terbuat dari anggur Sangiovese. Berikut adalah langkah-langkah dalam pembuatan Chianti:
- Pemanenan Anggur: Anggur Sangiovese dipetik saat mencapai kematangan optimal.
- Fermentasi: Anggur yang diperas ditempatkan dalam tangki fermentasi di mana ragi alami mengubah gula menjadi alkohol.
- Maceration: Kulit anggur dibiarkan bersama jus selama fermentasi untuk mengekstraksi warna, tanin, dan rasa.
- Penuaan: Wine dipindahkan ke tong kayu oak untuk penuaan selama beberapa bulan hingga beberapa tahun. Ini memberi Chianti karakteristik rasa yang khas.
- Pembotolan: Setelah penuaan, wine disaring dan dibotolkan untuk distribusi dan konsumsi.
3. Spanyol: Teknik Tradisional Sherry
Sherry adalah wine fortifikasi dari wilayah Andalusia di Spanyol. Proses pembuatannya melibatkan langkah-langkah berikut:
- Fermentasi: Jus anggur Palomino difermentasi dalam tangki baja tahan karat.
- Fortifikasi: Setelah fermentasi, wine ditambahkan brandy untuk meningkatkan kandungan alkohol.
- Solera System: Wine disimpan dalam sistem solera, di mana wine dari berbagai usia dicampur untuk memastikan konsistensi rasa. Wine dipindahkan melalui beberapa lapisan tong kayu oak, dengan wine tertua di dasar dan wine terbaru di lapisan atas.
- Penuaan: Proses penuaan dalam sistem solera berlangsung selama beberapa tahun, memberikan Sherry karakteristik rasa yang unik.
4. Portugal: Metode Pembuatan Port Wine
Port wine adalah wine fortifikasi manis dari wilayah Douro di Portugal. Proses pembuatannya melibatkan:
- Fermentasi: Anggur dihancurkan dan difermentasi dalam waktu singkat untuk mempertahankan sebagian besar gula alami.
- Fortifikasi: Fermentasi dihentikan dengan menambahkan brandy, meningkatkan kandungan alkohol dan menghentikan proses fermentasi.
- Penuaan: Wine dipindahkan ke tong kayu oak untuk penuaan. Port tawny biasanya berusia lebih lama, sedangkan port ruby lebih muda dan lebih berbuah.
- Pembotolan: Setelah penuaan, port wine disaring dan dibotolkan.
5. Jerman: Pembuatan Riesling
Riesling adalah wine putih khas dari wilayah Mosel di Jerman. Berikut adalah proses pembuatannya:
- Pemanenan: Anggur Riesling dipetik pada tingkat kematangan yang berbeda, tergantung pada jenis wine yang diinginkan.
- Fermentasi: Jus anggur difermentasi dalam tangki baja tahan karat untuk mempertahankan keasaman dan aroma buah yang segar.
- Penuaan: Beberapa Riesling dipindahkan ke tong kayu oak untuk penuaan, sementara yang lain langsung dibotolkan setelah fermentasi.
- Pembotolan: Wine disaring dan dibotolkan, sering kali dengan sedikit sisa gula untuk menyeimbangkan keasaman alami anggur.
Dengan mengetahui cara pembuatan wine tradisional di berbagai negara, kamu bisa menghargai keahlian dan tradisi yang terlibat dalam menghasilkan minuman yang begitu kaya akan rasa dan sejarah. Setiap negara memiliki metode unik yang mencerminkan budaya dan karakteristik lokalnya, menjadikan setiap jenis wine sebagai cerminan dari tempat asalnya. Semoga artikel ini menginspirasi kamu untuk lebih menghargai seni pembuatan wine dan mungkin mencoba beberapa jenis wine yang berbeda!