Tagar #JusticeForNova menjadi viral di platform X. Kronologi penulis yang diduga jadi korban plagiarisme hingga meninggal dunia. Tagar ini menarik perhatian publik terhadap kasus tragis yang menimpa seorang penulis berbakat, Nova. Berikut kronologi lengkap mengenai kejadian tersebut:
Kronologi Kejadian
Awal Mula
Setelah mengirimkan sinopsis dan outline karyanya, Nova diminta menyerahkan data pribadi. Data yang diminta seperti nama bank, KTP, dan alamat untuk keperluan kontrak dengan penerbit @tekad.id. Namun, pada 30 April 2024, Nova diberitahu bahwa naskahnya tidak dapat diterbitkan karena tidak sesuai dengan pasar yang ditargetkan oleh penerbit.
Upaya dan Kekecewaan
Meski mendapatkan penolakan, Nova terus berusaha mencari penerbit lain. Pada 13 Mei 2024, penerbit @tekad.id menghubunginya kembali, menawarkan kompensasi sebesar Rp500.000 karena naskahnya tidak jadi diterbitkan. Namun, hingga kini, Nova belum menerima uang kompensasi tersebut.
Munculnya Kecurigaan
Kecurigaan Nova muncul saat melihat kesamaan mencolok antara ceritanya, “Abang Junna,” dengan cerita lain yang diterbitkan oleh @tekad.id berjudul “Brahmana Family.” Nova mencoba menghubungi penulis cerita tersebut, Aru, tetapi tidak mendapatkan respon memuaskan. Upaya komunikasinya melalui DM Instagram dan WhatsApp pun tidak berhasil.
Dampak Kesehatan
Tekanan mental yang dialami Nova akibat situasi ini berdampak buruk pada kesehatannya. Nova menderita penyakit jantung yang semakin parah karena stres. Ia sering mengalami sesak napas dan gelisah, hingga harus bolak-balik ke unit gawat darurat. Dalam unggahannya, Nova menulis, “Selama ini tiap kali aku memikirkan hal ini, aku sedih, jantungku deg-degan terus sampai detaknya cepat, kadang melemah juga, aku capek nangis, aku bolak-balik masuk IGD karena kepikiran.”
Usaha Terakhir
Meskipun kesehatannya memburuk, Nova tetap berusaha menerbitkan novel “Abang Junna” dengan harapan bisa menemukan kebahagiaan di tengah keterbatasannya. Dokternya menyarankan agar ia melakukan apa yang membuatnya bahagia untuk memperpanjang umur. Nova akhirnya berani membuat pernyataan publik tentang masalah yang dihadapinya, menulis, “Tahun 2024 aku dikejar perasaan takut mati. Entah berapa kali matimatimatimati selalu menghantui kayak dia beneran lagi ngejar aku.”
Tragisnya Akhir
Nova meninggal dunia sebelum mendapatkan keadilan atas karyanya yang diduga diplagiat. Penerbit Tekad.id telah mengeluarkan pernyataan sikap terkait hal tersebut, berencana menarik novel “Brahmana Family” dari peredaran toko buku sampai permasalahan selesai. Nasib novel tersebut akan diputuskan berdasarkan hasil kesepakatan antara kedua belah pihak.
Dukungan Publik
Kisah Nova menyentuh banyak orang dan memicu gerakan di media sosial dengan tagar #JusticeForNova. Publik berharap keadilan dapat ditegakkan untuk Nova dan penulis lainnya yang mengalami nasib serupa. Semoga perjuangan Nova tidak sia-sia dan menjadi pelajaran berharga bagi industri penerbitan.