Celebrithink.com – Pendidikan memang menjadi prioritas utama bagi para orang tua. Salah satu pilihannya adalah mengirim anak ke pondok pesantren (ponpes). Namun, langkah ini tak selalu berjalan mulus karena tak semua anak merasa nyaman dengan keputusan tersebut.
Berikut ini beberapa poin penting untuk memahami dan menyikapi masalah ini dengan bijak.
1. Jangan Paksa Anak Masuk Pondok Pesantren
Ketua Komnas Perlindungan Anak (PA) Kota Surabaya, Syaiful Bachri, menegaskan pentingnya menghindari pemaksaan. Jika anak dipaksa, perkembangannya bisa terganggu, terutama secara psikologis. Anak yang merasa tertekan biasanya kurang antusias menjalani kehidupan di sana.
2. Hindari Stigma Negatif Pondok Pesantren
Syaiful mengungkapkan bahwa pemaksaan sering kali menciptakan stigma buruk terhadap ponpes. Ada anggapan bahwa ponpes hanya untuk anak nakal yang perlu “diperbaiki”. Hal ini jelas keliru dan bisa merusak citra ponpes itu sendiri.
3. Dukung Keputusan Anak
Berbeda jika anak masuk pesantren atas keinginannya sendiri. Motivasi yang lahir dari dalam diri akan membuat mereka lebih bahagia dan semangat menjalani kegiatan di ponpes. Semangat ini juga berdampak positif pada perkembangan karakter mereka.
4. Kenalkan Pesantren Sejak Awal
Orang tua disarankan untuk mengenalkan pesantren kepada anak sejak awal. Ajak mereka melihat lingkungan, fasilitas, dan aktivitas di sana. Pendekatan ini bisa menumbuhkan ketertarikan anak secara alami tanpa paksaan.
5. Komunikasi adalah Kunci
Penting bagi orang tua untuk berdiskusi dengan anak. Tanyakan pendapat mereka, apa yang mereka rasakan, dan apa kekhawatiran mereka jika masuk pesantren. Dengan begitu, keputusan yang diambil menjadi hasil kesepakatan bersama.
Memaksakan sesuatu kepada anak hanya akan menimbulkan masalah jangka panjang, baik secara emosional maupun sosial. Dengan pendekatan yang penuh empati, orang tua tidak hanya membantu anak tumbuh dengan baik tetapi juga membangun hubungan yang harmonis.