Parlemen Filipina Sepakat Memakzulkan Sara Duterte
celebrithink.com – Parlemen Filipina resmi memilih untuk memakzulkan Wakil Presiden Sara Duterte. Keputusan ini diambil setelah munculnya tuduhan bahwa Duterte menyalahgunakan dana publik senilai jutaan dolar. Selain itu, ia juga dituduh mengancam akan membunuh Presiden Ferdinand “Bongbong” Marcos Jr.
Sara Duterte membantah semua tuduhan tersebut. Ia mengklaim bahwa dirinya adalah korban politik dan menyebut langkah ini sebagai upaya untuk menjatuhkannya secara sistematis.
Eskalasi Konflik Politik di Filipina
Pemakzulan ini memperburuk perseteruan politik antara keluarga Duterte dan Marcos. Keduanya merupakan bagian dari dinasti politik paling berpengaruh di Filipina.
Sara Duterte adalah putri dari mantan Presiden Rodrigo Duterte, sementara Ferdinand Marcos Jr. adalah putra dari Ferdinand Marcos Sr., mantan pemimpin yang berkuasa lama di Filipina. Ketegangan antara kedua kubu ini telah menciptakan ketidakstabilan politik selama berbulan-bulan.
Mayoritas Parlemen Dukung Pemakzulan
Keputusan pemakzulan diambil dengan dukungan mayoritas anggota parlemen. Sebanyak 215 dari 306 anggota memberikan suara untuk memberhentikan Duterte. Angka ini jauh melampaui batas sepertiga suara yang diperlukan agar RUU pemakzulan dapat disahkan.
Saat ini, RUU tersebut akan dibawa ke Senat yang beranggotakan 24 orang. Senat akan bertindak sebagai pengadilan pemakzulan untuk menentukan apakah Duterte benar-benar bersalah atau tidak.
Duterte Terancam Kehilangan Jabatan
Jika Senat menyatakan Duterte bersalah, ia akan dicopot dari jabatannya. Ini akan menjadikannya wakil presiden pertama dalam sejarah Filipina yang dimakzulkan. Namun, hingga Senat mencapai keputusan akhir, Duterte masih akan tetap menjabat.
Sejauh ini, belum ada jadwal resmi mengenai persidangan Senat terkait kasus ini.
Dampak Politik Jangka Panjang
Duterte sebelumnya dianggap sebagai calon kuat untuk menggantikan Marcos di Pilpres 2028. Namun, jika pemakzulan ini berhasil, ia akan dilarang seumur hidup dari jabatan publik.
Pemakzulan ini juga terjadi menjelang pemilihan sela pada Mei. Pemilu ini akan menjadi tolok ukur dukungan masyarakat terhadap Marcos dan bisa menentukan arah politik Filipina di masa depan.