Pangeran Harry dalam Sorotan Imigrasi AS
celebrithink.com – Pangeran Harry kembali menjadi pusat perhatian setelah The Heritage Foundation menuntut transparansi terkait status imigrasinya di Amerika Serikat. Lembaga think tank berbasis di Washington ini meminta pemerintah AS untuk mengungkap dokumen visa Duke of Sussex. Mereka mencurigai Harry telah menyembunyikan riwayat penggunaan narkoba saat mengajukan permohonan visa.
Isu ini berkembang setelah pengakuan Pangeran Harry dalam memoarnya yang berjudul Spare, yang diterbitkan pada tahun 2023. Dalam buku tersebut, Harry mengungkapkan bahwa dirinya pernah mengonsumsi mariyuana, kokain, dan jamur psikedelik. Pengakuan ini menimbulkan tanda tanya besar, terutama terkait kejujurannya dalam proses aplikasi visa AS.
Aturan Imigrasi dan Dampaknya
Hukum imigrasi AS secara tegas mewajibakan setiap pemohon visa untuk melaporkan riwayat penggunaan narkoba. Jika terdapat ketidaksesuaian informasi atau kebohongan dalam aplikasi, pemohon dapat menghadapi konsekuensi serius, seperti penolakan visa atau bahkan deportasi.
Banyak yang mempertanyakan apakah Harry mendapatkan perlakuan istimewa saat mengajukan visanya. Jika seorang warga negara biasa mengakui pernah mengonsumsi narkoba, kemungkinan besar permohonan visanya akan ditolak. Namun, hingga saat ini, Pangeran Harry tetap tinggal di AS tanpa hambatan hukum yang jelas.
Pernyataan Pangeran Harry dalam Memoarnya
Dalam bukunya, Harry menjelaskan alasannya menggunakan narkoba. Ia mengaku bahwa pengalaman tersebut membuatnya merasa berbeda dari biasanya. Ia juga menyebut bahwa konsumsi zat tersebut tidak membuatnya bahagia, tetapi membantunya mencari pelarian dari tekanan yang dihadapinya sebagai anggota keluarga kerajaan.
Namun, pernyataan ini justru menimbulkan polemik baru. Beberapa pihak berpendapat bahwa kejujuran Harry dalam memoarnya justru bisa menjadi bumerang bagi dirinya sendiri, terutama terkait aturan ketat imigrasi AS.
Tudingan Perlakuan Istimewa
The Heritage Foundation menuding pemerintah AS, khususnya di bawah kepemimpinan Presiden Joe Biden, telah memberikan perlakuan khusus kepada Harry. Mereka menuntut agar dokumen visanya dipublikasikan untuk mengetahui apakah ia telah menerima pengecualian atau dispensasi hukum.
Jika benar Pangeran Harry menyembunyikan informasi terkait penggunaan narkoba, maka hal ini bisa menjadi preseden buruk bagi kebijakan imigrasi AS. Sejumlah warga AS beranggapan bahwa aturan seharusnya diterapkan secara adil tanpa membedakan status sosial atau latar belakang seseorang.
Donald Trump Angkat Bicara
Mantan Presiden AS, Donald Trump, juga ikut menanggapi isu ini. Dalam sebuah wawancara dengan GB News, Trump menyatakan bahwa jika Pangeran Harry berbohong dalam aplikasi visanya, maka tindakan tegas harus diambil. Ia bahkan tidak menutup kemungkinan bahwa deportasi bisa menjadi konsekuensi bagi Harry jika ditemukan pelanggaran aturan imigrasi.
Pernyataan Trump ini semakin memperkeruh situasi. Sebagai mantan presiden yang dikenal dengan kebijakan imigrasi ketat, Trump memiliki banyak pendukung yang setuju dengan pandangannya. Banyak yang mendesak agar pemerintah AS bertindak adil dan tidak memberikan keistimewaan bagi Harry.
Dampak Kontroversi Ini
Kasus ini menambah panjang daftar polemik yang melibatkan Pangeran Harry sejak kepindahannya ke Amerika Serikat. Sejak meninggalkan tugasnya sebagai anggota senior keluarga kerajaan Inggris, Harry dan Meghan Markle sering kali menjadi sorotan media.
Jika terbukti ada ketidaksesuaian dalam dokumen imigrasinya, Harry berisiko kehilangan izin tinggalnya di AS. Kontroversi ini juga bisa memperburuk citranya di mata publik, terutama di kalangan yang mendukung kebijakan imigrasi ketat.
Terlepas dari hasil investigasi yang dilakukan, kasus ini menunjukkan bahwa status sebagai bangsawan tidak selalu menjamin perlakuan istimewa. Banyak pihak yang menunggu langkah pemerintah AS dalam menangani kontroversi ini.