Celebrithink.com – Pada Senin (20/1/2025), ratusan aparatur sipil negara (ASN) dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) menggelar aksi demonstrasi yang dikenal dengan sebutan “senin hitam”. Demonstrasi ini dipicu oleh ketidakpuasan ASN terhadap mutasi besar-besaran yang dilakukan oleh Menteri Satryo Soemantri Brodjonegoro. Satryo memberikan penjelasan terkait masalah ini dalam konferensi pers, menyebutkan bahwa tindakan mutasi tersebut diperlukan untuk efisiensi anggaran dan pembenahan di tubuh kementerian.
Aksi Demonstrasi ASN Kemendikti Saintek
Ratusan ASN yang bekerja di Ditjen Dikti Kemendikti Saintek menyuarakan protes mereka di Gedung Kemendikti pada pagi hari, Senin, 20 Januari 2025. Mereka merasa diperlakukan secara tidak adil oleh Menteri Satryo. Protes ini muncul setelah pemecatan seorang pejabat, Neni Herlina, yang telah bekerja selama 24 tahun di instansi tersebut. Neni mengungkapkan bahwa ia tiba-tiba diusir oleh pimpinan tertinggi kementerian.
Mutasi dan Rotasi ASN di Kemendikti Saintek
Menteri Satryo Soemantri Brodjonegoro memberikan penjelasan bahwa mutasi besar-besaran ini adalah langkah untuk melakukan pembenahan di tubuh Kemendikti Saintek. Dia mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo Subianto meminta kementerian untuk lebih hemat dalam pengeluaran anggaran, dan mutasi ini bagian dari upaya tersebut. Satryo menyatakan bahwa rotasi-mutasi dilakukan untuk membersihkan kegiatan yang dianggap pemborosan.
Penanggapan Satryo Terhadap Tuduhan Arogansi
Menteri Satryo juga menanggapi tuduhan yang menyebutkan dirinya arogan dan pemarah. Menurutnya, tuduhan tersebut tidak benar dan biasa terjadi dalam aksi demonstrasi. Dia menilai bahwa pendemo hanya mencari hal menarik untuk disampaikan, sementara proses mutasi ini adalah langkah yang diperlukan untuk menjalankan pemerintahan dengan lebih efisien. Satryo juga menegaskan bahwa proses “bersih-bersih” di kementeriannya sudah sesuai dengan kebijakan pemerintah yang menekankan penghematan anggaran.
Kontroversi dan Dampaknya
Aksi ini tidak hanya membuat gejolak internal di Kemendikti Saintek, tetapi juga menarik perhatian publik. Para ASN merasa bahwa kebijakan yang diterapkan mengabaikan lama masa kerja dan kontribusi mereka di instansi tersebut. Konflik antara pejabat dan ASN semakin memanas setelah kejadian pemecatan dan pengusiran Neni Herlina, yang semakin memperburuk citra Menteri Satryo di kalangan sejumlah pegawai kementerian.
Kesimpulan
Demonstrasi yang terjadi di Kemendikti Saintek menunjukkan ketegangan yang muncul akibat kebijakan mutasi yang diterapkan oleh Menteri Satryo Soemantri Brodjonegoro. Sementara menteri berusaha memperbaiki sistem dan menghemat anggaran, banyak ASN yang merasa diperlakukan tidak adil. Ke depannya, langkah-langkah pemerintah harus memperhatikan aspirasi pegawai agar tercipta keseimbangan antara efisiensi dan kesejahteraan ASN.