Celebrithink.com – Pewarna merah, yang biasa digunakan dalam makanan, minuman, hingga produk medis, kini resmi dilarang oleh Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat. Keputusan ini terungkap setelah temuan terbaru yang mengaitkan pewarna merah dengan risiko kanker. Tidak hanya di AS, kebijakan ini juga diterapkan di beberapa negara lain, seperti Uni Eropa dan Australia. Apa yang menyebabkan pewarna ini berbahaya dan bagaimana dampaknya terhadap kesehatan?
Dampak Kesehatan Pewarna Merah
Pewarna merah, yang memberi warna cerah pada permen atau kue, telah lama menjadi bahan yang sering digunakan dalam industri pangan. Namun, uji laboratorium yang dilakukan oleh FDA menunjukkan adanya potensi risiko kanker yang tinggi akibat penggunaan pewarna ini. Pewarna merah diduga dapat memicu pertumbuhan sel kanker pada manusia dan hewan.
Selain untuk makanan, pewarna merah juga sering ditemukan pada produk seperti kosmetik dan obat-obatan. Hal ini membuat pengawasan terhadap penggunaannya menjadi sangat penting. Dalam upaya untuk melindungi konsumen, FDA memberikan tenggat waktu hingga 2027 bagi produsen makanan dan minuman untuk mencari alternatif pewarna yang lebih aman.
Batasan Penggunaan di Beberapa Negara
Langkah FDA ini tidak hanya berlaku di Amerika Serikat. Negara-negara lain seperti Uni Eropa, Inggris, Australia, dan Selandia Baru juga telah mengatur penggunaan pewarna tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa permasalahan ini merupakan isu global yang membutuhkan perhatian lebih.
Di bawah Undang-Undang Makanan, Obat, dan Kosmetik Federal (FD&C Act), FDA diwajibkan untuk melarang bahan yang dapat menyebabkan kanker. Oleh karena itu, keputusan untuk melarang pewarna merah ini merupakan langkah yang diambil demi keselamatan publik.
Alternatif dan Tindakan Produsen
Sebagai langkah peralihan, FDA memberi waktu bagi produsen untuk mengubah formulasi produk mereka. Manufaktur makanan dan minuman diberi tenggat waktu hingga Januari 2027, sementara produsen obat-obatan memiliki waktu hingga 2028. Selama periode ini, diharapkan produsen dapat beralih ke bahan pewarna yang lebih aman bagi kesehatan.
Beberapa pakar kesehatan, seperti Amanda Beaver dari Houston Methodist Hospital, menyarankan agar konsumen lebih berhati-hati dalam memilih makanan yang mengandung pewarna. Dalam beberapa kasus, ada produk yang bisa digantikan dengan pewarna alami, yang lebih aman dan ramah bagi tubuh.
Pewarna merah yang digunakan dalam makanan dan minuman kini dilarang karena dapat memicu kanker. Negara-negara seperti AS, Uni Eropa, dan Australia sudah mulai mengatur penggunaannya. Penting bagi konsumen untuk lebih selektif dalam memilih produk dan memperhatikan label yang ada pada makanan atau minuman yang dikonsumsi.