Dunia kecantikan Indonesia sedang diramaikan dengan kemunculan sosok Doktif. Ia dikenal sebagai dokter yang berani membongkar praktik mafia skincare di media sosial. Dengan mengenakan topeng untuk menjaga anonimitasnya, Doktif menarik perhatian karena lantang melawan produk kecantikan yang diduga berbahaya.
Namanya semakin populer setelah perseteruannya dengan dokter Richard Lee, seorang influencer dan pelawan produk kecantikan abal-abal. Konflik ini terjadi karena Doktif mempertanyakan kualitas produk dan klinik milik Richard Lee, yang membuat isu ini menjadi sorotan publik.
Baru-baru ini, Doktif membuka sedikit identitasnya dalam podcast bersama Denny Sumargo. Dalam tayangan itu, Doktif mengungkapkan bahwa ia berasal dari Surabaya, Jawa Timur. Dengan logat khas Suroboyo, ia menjawab berbagai pertanyaan, meski tetap merahasiakan nama aslinya.
“Aku ini Suroboyo,” jawab Doktif saat ditanya oleh Denny Sumargo. Ia juga menyebut memiliki klinik dan menjual produk skincare, tetapi tetap fokus pada misinya untuk membersihkan dunia skincare dari praktik kotor.
Doktif menyatakan bahwa tujuannya adalah menciptakan ekosistem bisnis skincare yang sehat. Ia mengedukasi masyarakat tentang bahaya bahan seperti merkuri dan hydroquinone yang sering ditemukan di produk abal-abal. Menurutnya, banyak konsumen tertipu oleh klaim palsu dari produk-produk tersebut.
“Tujuan Doktif di sini membuat bisnis skincare lebih sehat. Baru nanti Doktif ikut berkompetisi,” ujar Doktif. Ia juga mengkritik keberadaan “mafia skincare” yang menjual produk berbahaya secara bebas. Platform digital digunakan Doktif untuk advokasi dan edukasi, menjangkau konsumen agar lebih cerdas dalam memilih produk. Namun, langkahnya ini juga menuai kontroversi.
Perseteruan antara Doktif dan Richard Lee menjadi perhatian besar. Keduanya sama-sama dikenal melawan produk kecantikan palsu, tetapi memiliki pendekatan berbeda. Konflik ini melibatkan tuduhan penggunaan buzzer untuk saling menjatuhkan.
Richard Lee mengkritik metode Doktif yang dianggap kurang transparan. Sebaliknya, Doktif menuduh ada upaya membungkamnya dengan cara tidak etis. Perseteruan ini menggambarkan betapa kompleksnya dunia bisnis kecantikan, di mana konflik personal dan profesional sering tumpang tindih.
Aksi Doktif memicu beragam reaksi. Banyak yang mendukung keberaniannya mengungkap praktik curang di industri kecantikan. Namun, ada juga yang menilai tindakannya menciptakan ketakutan di kalangan pengguna skincare. Meskipun demikian, Doktif tetap konsisten dengan misinya. Ia terus mengedukasi masyarakat melalui media sosial, menyuarakan pentingnya memilih produk kecantikan yang aman.
Keberanian Doktif menghadapi risiko dan kontroversi menjadi inspirasi bagi banyak orang. Ia menunjukkan bahwa edukasi dan transparansi sangat penting di tengah persaingan bisnis yang sering kali mengabaikan keamanan konsumen.