Banjir Bandang dan Longsor Sukabumi, Evakuasi Jadi Prioritas

Pict by Instagram

Bencana banjir bandang, tanah longsor, dan pergerakan tanah melanda Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Derasnya arus Sungai Cikaso menyebabkan banjir yang bahkan menyeret sejumlah mobil. Selain itu, longsor dan pergerakan tanah dilaporkan di berbagai titik, memperparah dampak bencana ini.

Ketua DPR RI, Puan Maharani, meminta Tim SAR gabungan untuk memprioritaskan penyelamatan warga yang terjebak. “Segera evakuasi masyarakat yang masih terjebak di lokasi bencana. Pemerintah harus memprioritaskan keselamatan warga,” ujar Puan, Rabu (3/12).

Menurut data BNPB, banjir telah melanda tujuh wilayah, termasuk Kecamatan Ciemas, Palabuhanratu, dan Gegerbitung. Tanah longsor terjadi di 14 titik, dengan dampak paling parah di Kecamatan Simpenan, Palabuhanratu, dan Warungkiara. Selain itu, pergerakan tanah dilaporkan di empat lokasi, seperti Desa Sukamaju di Kecamatan Cikembar dan Desa Bantargadung di Kecamatan Bantargadung.

Puan menyampaikan keprihatinannya terhadap bencana ini. Ia menegaskan bahwa proses evakuasi harus menjadi prioritas utama untuk melindungi keselamatan warga. “Dukacita dan keprihatinan mendalam saya sampaikan untuk para korban dan warga Sukabumi yang terdampak bencana,” kata Puan.

Lebih lanjut, Puan meminta Pemerintah memastikan kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, obat-obatan, dan selimut segera disalurkan. Ia juga mengingatkan pentingnya perhatian khusus terhadap kelompok rentan di lokasi pengungsian, seperti anak-anak, lansia, ibu hamil, dan ibu menyusui.

“Selain kebutuhan logistik dan medis, tempat pengungsian harus ramah bagi anak-anak dan kelompok rentan lainnya,” pungkasnya.

Cuaca ekstrem yang terjadi di Sukabumi telah memengaruhi tujuh desa lain di wilayah tersebut. Pemerintah bersama instansi terkait didorong untuk mengambil langkah darurat secara cepat dan efektif untuk mengatasi dampak bencana ini. Upaya penyelamatan dan penyediaan kebutuhan dasar menjadi kunci untuk memulihkan situasi di daerah terdampak.

Populer video

Berita lainnya