Pemberontak Rebut Istana Presiden Assad di Aleppo

Pict by Instagram

Kelompok pemberontak Suriah menyerbu dan menguasai Istana Presiden Bashar al-Assad di Aleppo pada Minggu, 1 Desember 2024. Video yang beredar menunjukkan kelompok “jihadis” bersenjata menjelajahi lorong-lorong istana. Pemberontak yang dipimpin oleh Hayat Tahrir-al-Sham (HTS) dan milisi sekutunya melakukan serangan mendadak ke Aleppo pada Kamis lalu. Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia melaporkan bahwa sebagian besar wilayah Aleppo kini berada di bawah kendali pemberontak.

Sebelumnya, kelompok pemberontak membunuh seorang jenderal Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran dalam serangan besar di Aleppo. Mereka juga menyerbu Konsulat Iran di kota tersebut. Meskipun mengalami kerugian, Komando Umum Suriah mengakui kehilangan puluhan anggota angkatan bersenjata, namun pasukan HTS tidak berhasil menguasai posisi tetap akibat serangan udara intens dari pesawat tempur Suriah dan Rusia.

Pada Sabtu, video yang diduga diambil oleh anggota HTS menunjukkan milisi memasuki Istana Tamu Presiden Assad di Aleppo. Mereka tampak menjelajahi ruang makan gelap dan menaiki tangga marmer menuju lantai atas. Video tersebut memperlihatkan istana yang tampaknya kosong pada saat itu. Saat video direkam, Presiden Assad sedang berada di Damaskus, sekitar 350 km dari Aleppo, bertemu dengan Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, untuk membahas dukungan militer lebih lanjut dari Teheran.

Araghchi berjanji Iran akan memberikan segala dukungan yang dibutuhkan untuk mengalahkan kelompok pemberontak. “Tentara Suriah akan kembali mengalahkan kelompok teroris ini seperti yang terjadi di masa lalu,” ujarnya kepada IRNA sebelum pertemuan. Laporan menyebutkan bahwa pada Sabtu, penasihat militer dan relawan dari Iran mulai memasuki Suriah untuk membantu tentara Suriah melancarkan serangan balik dari kota Hama, yang berjarak sekitar 80 km dari Aleppo.

Pada Minggu, kantor berita Suriah, SANA, melaporkan pasukan Suriah berhasil mengamankan beberapa wilayah di sekitar Hama dan memberikan kerugian signifikan kepada pasukan pemberontak. Pejabat Suriah memperkirakan bahwa HTS kehilangan sekitar 1.000 milisi. Sebelum dikenal dengan nama HTS pada 2017, kelompok ini bernama Jabhat al-Nusra. Kelompok ini mendapat dukungan persenjataan dari Amerika Serikat dan sebelumnya disokong oleh Türkiye dalam upayanya melawan pemerintah Assad selama Perang Saudara Suriah. Rusia yang turut campur dalam konflik sejak 2015, telah membantu Assad merebut kembali wilayah yang dikuasai kelompok bersenjata seperti Jabhat al-Nusra dan ISIS.

Populer video

Berita lainnya