Setiap kali melihat anak yang berperilaku baik, saya akan bertanya-tanya siapa orang tuanya, dan apa sebenarnya yang mereka lakukan untuk membesarkan anak dengan karakter yang baik. Bagaimanapun, membesarkan anak dengan karakter yang baik bukanlah hal yang mudah, terutama di zaman kita sekarang.
Jangan salahkan anak-anak, Mungkin Anda pernah mendengar orang mengatakan bahwa anak-anak zaman sekarang hanya manja, atau bahwa anak-anak zaman sekarang tidak seperti anak-anak zaman dulu. Sebenarnya, ini bukan tentang anak-anak zaman sekarang atau anak-anak 10 tahun lalu, atau 20 atau bahkan 50 tahun lalu. Anak-anak adalah anak-anak. Mereka selalu seperti itu.
Nabi (ﷺ) bersabda; “Setiap anak dilahirkan dengan membawa keimanan Islam yang hakiki (yakni tidak menyembah selain Allah SWT)…” [Sahih al-Bukhari 1385]. Semua anak dilahirkan dalam keadaan ‘fitrah’, yaitu mereka dilahirkan dalam keadaan siap menerima kebenaran dan segala kebaikan.
Apa pun yang kita ajarkan kepada anak-anak kita, kita didik mereka, atau kita ajarkan kepada mereka, pada akhirnya akan membentuk mereka saat mereka tumbuh dewasa. Secara umum, anak-anak adalah cerminan dari didikan orang tua mereka. Jadi tugas kita adalah berusaha untuk menanamkan akhlak yang baik kepada mereka.
Berikut adalah 10 hal untuk membesarkan anak dengan akhlak yang baik:
1. Orang tua sebagai contoh
Anak-anak adalah peniru ulung. Suka atau tidak, anak-anak akan meniru sifat-sifat kita karena mereka bersama kita. Pada akhirnya, ketika kita berusaha menanamkan akhlak yang baik kepada anak-anak kita, pertama-tama kita harus menanamkan akhlak yang baik kepada diri kita sendiri.
2. Mengikuti contoh terbaik
Meski begitu, kita bukanlah yang terbaik dalam hal karakter dan tidak akan pernah menjadi yang terbaik. Akan ada saat-saat di mana karakter kita yang buruk akan terlihat.
Alhamdulillah, Allah telah mengirimkan contoh terbaik kepada kita; seorang pria yang dipuji karakternya dalam Al-Qur’an. “ Dan sesungguhnya, kamu (wahai Muhammad SAW) benar-benar memiliki akhlak yang agung.” [QS. Al-Qalam:4]
3. Mengatur lingkungan dari rumah
Lingkungan adalah guru kedua. Apa pun yang kita perlihatkan kepada mereka pada akhirnya akan membentuk pikiran mereka. Oleh karena itu, berhati-hatilah saat memperlihatkan kepada mereka media, baik dari televisi maupun perangkat seluler.
Bagaimana kita mengharapkan anak-anak kita mengucapkan hal yang baik jika kita menunjukkan kepada mereka pribadi yang tidak akan berpikir dua kali untuk bersumpah atau menggunakan kata-kata makian? Bagaimana kita mengharapkan anak laki-laki kita menundukkan pandangannya dan anak perempuan kita mengenakan jilbab saat kita mengekspos mereka pada media yang sangat seksual?
4. Membiarkan mereka bergaul dengan orang-orang yang saleh
“Seseorang akan mengikuti jalan (agama) teman-teman dekatnya, maka hendaklah salah seorang di antara kalian memperhatikan siapa yang ia jadikan teman dekatnya.” [HR. Tirmidzi, disahih oleh Al-Albani]
Salah satu hal yang disebutkan dalam buku Ummu Abdullah, “Nasihatku yang tulus untuk para wanita”, adalah agar kita bersemangat memberikan kesempatan kepada anak-anak kita untuk duduk bersama orang-orang saleh. Hal ini juga yang dilakukan para sahabat kepada anak-anak mereka.
5. Mendeteksi sifat buruk
Kita harus selalu memperhatikan akhlak anak-anak kita dan memperlakukan mereka sebagaimana mestinya. Misalnya, jangan menutup mata ketika anak Anda mudah marah dengan hal-hal kecil. Ajari mereka tentang manajemen amarah menurut Sunnah.
Atau jika mereka menyatakan jijik terhadap makanan di piring mereka, katakan kepada mereka bahwa Nabi (ﷺ) tidak pernah mengomentari sesuatu yang buruk tentang makanannya dan bahwa ia akan meninggalkannya begitu saja jika ia tidak ingin memakannya.
6. Komunikasi
Berbagi kisah para nabi dan orang-orang shaleh sebelum kita adalah cara yang bagus untuk membangun karakter baik anak Anda.
7. Memberikan kesempatan
Berikanlah kesempatan pada anak anda untuk mempraktekkan apa saja yang telah diajarkan. Misalnya, jika Anda melihat anak Anda kesulitan berbagi, doronglah mereka untuk memilih camilan sebagai hadiah bagi teman atau saudaranya.
8. Berdzikir kepada Allah
Tanamkan kecintaan terhadap perbuatan baik dan akhlak yang baik dengan selalu mengingatkan mereka bahwa mereka akan dicintai dan diganjar pahala oleh Allah. Ajarkan mereka untuk berbuat baik karena Allah dan bahwa Allah Maha Melihat dengan mengajarkan tentang Ihsan.
Apakah Ihsan itu? “Ihsan adalah bahwa kamu beribadah kepada Allah seolah-olah kamu melihat-Nya, karena meskipun kamu tidak dapat melihat-Nya, Dia melihatmu.” [Muslim]
9. Perlakuan terhadap anak-anak
Nabi kita (ﷺ) biasa bermain dengan anak-anak di sekitarnya, dan bercanda dengan mereka. Beliau biasa tersenyum kepada mereka, dan menunjukkan kasih sayang kepada mereka. Beliau mengunjungi mereka ketika hewan peliharaan mereka mati, beliau membiarkan mereka naik ke punggungnya ketika beliau sedang shalat berjamaah di masjid.
Anak-anak mencintai beliau dan merasa dekat dengannya. Oleh karena itu, mereka lebih mudah menerima apa pun yang ingin ditanamkan oleh Nabi, dan karenanya, beliau mendidik generasi sahabat yang memiliki akhlak yang baik.
10. Doa dan tawakal kepada Allah
Namun, mengapa kita melihat sebagian orang tua yang saleh sementara anak-anaknya tidak, dan mengapa kita juga melihat hal yang sebaliknya? Ambillah contoh Nabi Nuh (saw) yang salah seorang putranya kafir, atau Nabi Ibrahim yang ayahnya kafir.
Apakah itu berarti bahwa semua usaha kita akan sia-sia meskipun kita telah berusaha sebaik mungkin untuk mendidik anak-anak kita dengan baik? Tidak. Sebaliknya, hikmah di balik semua ini adalah untuk menunjukkan kepada kita bahwa tidak peduli seberapa besar usaha yang kita lakukan, Yang benar-benar memegang kendali adalah Allah. Oleh karena itu, tidak peduli seberapa besar usaha kita untuk mendidik anak dengan akhlak yang baik, kita harus selalu berdoa kepada Allah dan mengandalkan-Nya dalam semua urusan kita.