Teknofest Fighter UAV Competition 2024, salah satu kompetisi internasional prestisius dalam rangkaian festival teknologi terbesar di dunia, Teknofest, digelar dengan tujuan untuk menguji kecanggihan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) dalam skenario pertempuran udara-ke-udara (air-to-air) dan udara-ke-darat (air-to-ground) secara autonomous. Diselenggarakan oleh Turkish Technology Team Foundation (T3) bersama dengan Baykar Technologies, kompetisi ini bertujuan mengembangkan inovasi UAV yang dapat beroperasi dalam situasi pertempuran di lingkungan terkendali.
Proses Seleksi dan Tantangan UAV Ashwincarra
Tahapan seleksi Teknofest Fighter UAV Competition sangat ketat, dimulai dari Pre-Design Report (PDR) dan Critical Design Report (CDR), hingga bukti kemampuan terbang melalui Proof of Flight Video dan System Introduction Video. Sebanyak 557 tim dari berbagai negara bersaing dalam tahap awal, namun hanya 34 tim yang lolos ke babak final yang diselenggarakan di Adana Kelaynak Aviation Club, Adana, Turki, pada 12-18 September 2024.
Di antara para finalis, Tim Ashwincarra dari Universitas Gadjah Mada (UGM), yang merupakan sub tim dari GAMAFORCE (Gadjah Mada Flying Object Research Center), berhasil menunjukkan prestasi luar biasa. UAV yang dikembangkan oleh tim beranggotakan tujuh mahasiswa ini harus menyelesaikan dua misi utama dalam kompetisi, yaitu Dogfight Mission dan Kamikaze Mission.
- Dogfight Mission: Misi ini mengharuskan UAV mengikuti jalur (trajectory) UAV lain dalam simulasi pertempuran udara-ke-udara, dan melakukan visual locking terhadap UAV musuh selama 4 detik di dalam area yang telah ditentukan.
- Kamikaze Mission: Misi ini menuntut UAV untuk mendeteksi target di darat dengan melakukan manuver diving, serta memindai dan mendekode target berupa QR code yang ditempatkan di tanah, mensimulasikan pertempuran udara-ke-darat.
Selain itu, UAV Ashwincarra juga harus mampu melakukan Autonomous Take-off and Landing, menghindari halangan (obstacle avoidance), dan menjaga agar tidak keluar dari arena kompetisi maupun masuk ke No-Fly Zone. Dengan dukungan sistem komunikasi real-time antara UAV dan ground control station, teknologi UAV ini memiliki kemampuan tinggi untuk aplikasi di bidang militer dan sipil, seperti search and rescue serta disaster relief.
Prestasi Internasional Tim Ashwincarra
Tim Ashwincarra berhasil meraih posisi Top 12 Dunia pada Teknofest Fighter UAV Competition 2024, sekaligus mencatatkan prestasi sebagai Top 1 se-Asia Tenggara. Prestasi ini menjadi kebanggaan tersendiri, mengingat ketatnya persaingan dengan tim-tim terbaik dunia. Sebelumnya, Ashwincarra juga berhasil menempati peringkat 4 dalam seleksi akhir menuju babak final.
Kesuksesan tim Ashwincarra tidak hanya mencerminkan kemampuan teknis mahasiswa UGM dalam inovasi UAV, tetapi juga memperlihatkan potensi besar teknologi UAV ini dalam mendukung berbagai misi, baik di bidang pertahanan maupun kemanusiaan. Dengan capaian tersebut, Ashwincarra telah memperkuat reputasi Indonesia di kancah internasional dalam bidang teknologi penerbangan dan UAV.