Ternyata, penduduk dari lima wilayah Indonesia NTB, Jawa Barat, Jakarta, Yogyakarta, dan Sumatera Selatan jadi yang paling banyak “gagal bayar” cicilan pinjaman online. Data dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan) soal kredit macet, atau yang dikenal sebagai tingkat wanprestasi 90 hari (TWP90), memperlihatkan bahwa kasus tunggakan ini paling banyak terjadi di Pulau Jawa. Selama periode Januari hingga Juli 2024, rata-rata TWP90 di Pulau Jawa menembus angka 3,15 persen, sedangkan di luar Jawa, angkanya hanya 1,91 persen.
Namun, menariknya, ada daerah di luar Pulau Jawa yang punya rekor buruk soal kredit macet, yaitu Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan angka TWP90 di kisaran 5,26 persen selama tujuh bulan pertama 2024. Sementara itu, di Pulau Jawa, Jawa Barat jadi wilayah paling banyak “tergoda” pinjaman online, disusul oleh Jakarta di posisi ketiga dengan rata-rata TWP90 sebesar 3,31 persen. Yogyakarta menempati urutan keempat dengan 3,18 persen, sedangkan Sumatera Selatan yang berada di luar Jawa menyusul di posisi kelima.
Yang lebih mengejutkan lagi, OJK mencatat bahwa mayoritas debitur pinjaman online di Indonesia adalah perempuan, dengan jumlah mencapai 61,9 juta orang pada akhir Juli 2024, sedangkan laki-laki hanya 59,3 juta. Lima daerah ini sepertinya bakal jadi perhatian lebih karena tingginya kasus kredit macet mereka.