Upaya Negara-negara Teluk Arab Menjaga Netralitas

Pict by Instagram

Negara-negara Teluk Arab berupaya meyakinkan Iran tentang sikap netral mereka dalam konflik dengan Israel. Mereka khawatir bahwa konflik ini bisa mengancam fasilitas minyak di kawasan mereka. Menurut dua sumber Reuters, para menteri dari negara-negara Teluk Arab dan Iran menghadiri pertemuan di Qatar. Pertemuan ini membahas pentingnya deeskalasi atau meredakan ketegangan di wilayah tersebut.

Pada 1 Oktober lalu, Teheran meluncurkan serangan rudal besar-besaran ke Tel Aviv. Serangan ini disebut sebagai balasan atas pembunuhan para pemimpin senior Hamas dan Hizbullah oleh Israel. Otoritas Iran menegaskan bahwa serangan ini melibatkan ratusan rudal dan sudah berakhir, kecuali ada provokasi lebih lanjut. Israel bersumpah untuk membalas serangan tersebut dengan keras.

Media Axios melaporkan bahwa Israel bisa menargetkan fasilitas produksi minyak di Iran sebagai respons. Dalam diskusi saat ini, deeskalasi telah menjadi agenda utama yang mendesak. Kementerian luar negeri dari beberapa negara Teluk Arab belum memberikan komentar resmi terkait laporan ini.

Meskipun Iran tidak mengancam fasilitas minyak di Teluk Arab, mereka memperingatkan bahwa “pendukung Israel” bisa menjadi sasaran jika melakukan intervensi langsung. Komentator Saudi, Ali Shihabi, menyatakan bahwa kecil kemungkinan Iran akan menyerang fasilitas minyak mereka. Namun, Iran memberikan petunjuk bahwa serangan semacam itu mungkin terjadi.

Saudi Arabia, sebagai pengekspor minyak terbesar, telah memulihkan hubungan politik dengan Iran dalam beberapa tahun terakhir. Namun, hubungan antara kedua negara masih sulit dan penuh ketegangan. Riyadh mewaspadai serangan Teheran, terutama sejak insiden serangan di kilang minyak Abqaiq pada tahun 2019 yang menyebabkan gangguan pasokan minyak global.

Pesan dari Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) kepada Iran adalah untuk “deeskalasi.” Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, menekankan bahwa negaranya siap merespons dan memperingatkan negara-negara Arab agar tidak “diam” menghadapi “penghasutan perang” oleh Israel. Ia menyatakan bahwa setiap jenis serangan militer atau pelanggaran garis merah akan ditanggapi tegas oleh Angkatan Bersenjata Iran.

Populer video

Berita lainnya