Pertandingan antara Madrid dan Atlético berjalan sengit, dengan hasil imbang yang penuh drama. Correa mencetak gol penyeimbang di menit akhir setelah gol Militao, yang memicu reaksi tak terduga dari suporter Atlético. Mereka melempar benda-benda ke arah Courtois, meski sebelumnya pertandingan berlangsung damai tanpa pelanggaran keras. Aksi ini menghancurkan suasana derbi yang awalnya tenang, membuat pertandingan berubah menjadi malam yang suram bagi La Liga.
Simeone memulai pertandingan dengan taktik berani, memasang Griezmann, Sorloth, dan Julián Álvarez di lini depan. Namun, skema ini tidak sepenuhnya efektif, meskipun menampilkan lini tengah dinamis dengan De Paul dan Álvarez. Madrid, di sisi lain, mengadopsi pendekatan lebih hati-hati, dengan formasi yang lebih defensif. Bellingham berperan ganda, membantu pertahanan ketika tanpa bola dan bebas bergerak saat menguasai bola.
Di awal pertandingan, Álvarez menjadi pemain pertama yang memecah kebuntuan dengan aksi individu melewati dua bek Madrid. Namun, Courtois berhasil menahan tendangannya. Valverde kemudian membalas dengan tendangan jarak jauh yang membuat Oblak melakukan penyelamatan gemilang. Meskipun pertandingan ketat, kedua tim sama-sama berhati-hati, dengan sedikit peluang yang tercipta di kedua sisi.
Pada babak kedua, Simeone mencoba mengubah jalannya permainan dengan memasukkan Koke dan memperkuat serangan. Madrid sempat terguncang, namun Rodrygo mendapatkan peluang emas dari tendangan sudut, sayangnya gagal dimaksimalkan. Dominasi Atlético semakin terlihat ketika Simeone mengganti formasi menjadi tiga bek, memanfaatkan Lino di sisi kiri dan Álvarez di ujung tombak.
Meski permainan berjalan ketat, Madrid mencetak gol pertama melalui Militao yang menerima umpan dari Vinicius. Gol ini membawa ketegangan ke puncaknya, dengan suporter Atlético yang melempar benda ke arah Courtois. Pelatih Busquets pun menghentikan pertandingan selama 20 menit, memerintahkan para pemain untuk masuk ke ruang ganti. Saat pertandingan dilanjutkan, Atlético yang sudah kehilangan momentum mencoba bangkit dengan memasukkan Correa, Riquelme, dan Javi Galán.
Perubahan ini membuahkan hasil, ketika Correa mencetak gol penyeimbang dari umpan Galán. Namun, di tengah euforia, Llorente mendapat kartu merah akibat tekel keras terhadap Fran García. Meski begitu, pertandingan berakhir imbang 1-1, meninggalkan kesan buruk di kalangan penonton. Suporter Atlético yang merayakan di depan tribun ultras mendapat teguran keras dari sebagian besar penonton yang merasa malu dengan insiden sebelumnya. Laga yang dimulai dengan penuh harapan ini akhirnya berakhir dengan kericuhan, menodai apa yang seharusnya menjadi pertandingan besar bagi kedua tim.