Paus Fransiskus mengunjungi Timor Leste setelah sebelumnya berada di Indonesia dan Papua Nugini. Dalam kunjungannya, Paus menyoroti hubungan Timor Leste dengan Indonesia serta memberi sejumlah pesan penting. Paus menyampaikan apresiasinya terhadap kemampuan negara tersebut dalam bangkit setelah lebih dari 25 tahun konflik demi kemerdekaan.
Menurut Paus, Timor Leste telah memasuki era baru. Negara ini, katanya, mampu membangun kesejahteraan, menghargai keindahan alam, dan memanfaatkan sumber daya manusia serta alam yang ada. Dalam pidatonya kepada pemimpin politik dan masyarakat sipil di Dili pada Senin, 9 September 2024, Paus mengucapkan syukur kepada Tuhan atas perdamaian dan kebebasan yang kini dinikmati rakyat Timor Leste. Hal itu tercapai setelah melalui masa-masa gelap dan penuh tantangan.
Paus menekankan bahwa rakyat Timor Leste tidak pernah menyerah selama perjuangan dramatis untuk kemerdekaan. Ia memuji upaya mereka untuk mencapai rekonsiliasi dengan Indonesia. Paus juga mendoakan agar di seluruh dunia, perdamaian dan kebersihan hati nurani dapat menang dalam konflik-konflik lain.
Namun, Paus juga mengakui bahwa tantangan masih ada di masa depan. Masalah seperti emigrasi, kemiskinan di pedesaan, penyalahgunaan alkohol, dan pembentukan geng anak muda adalah beberapa di antaranya. Paus menyatakan harapannya agar iman yang telah membimbing rakyat Timor Leste di masa lalu terus menginspirasi mereka untuk menghadapi masa depan.
Dengan kata-kata dalam bahasa Portugis, “Que a vossa fè seja a vossa cultura” (Semoga imanmu menjadi budaya kalian), Paus mendorong masyarakat untuk menjadikan iman sebagai prinsip hidup yang sesuai dengan Injil. Ia juga menekankan pentingnya pendidikan, terutama dalam mempersiapkan pemimpin masa depan. Pendidikan, menurutnya, adalah kunci untuk menghadapi tantangan dan menjadi landasan bagi pembangunan yang berkelanjutan.
Paus menyoroti bahwa lebih dari 65 persen penduduk Timor Leste berusia di bawah tiga puluh tahun. Ia meminta kaum muda untuk menghargai pengalaman dan kebijaksanaan generasi tua. Menurutnya, kombinasi antara semangat kaum muda dan kebijaksanaan para orang tua adalah sumber daya besar bagi negara ini. Paus menegaskan bahwa tidak ada tempat bagi sikap pesimis atau pasif di Timor Leste.
Mengakhiri pidatonya, Paus Fransiskus memuji keberanian dan ketangguhan rakyat Timor Leste dalam menghadapi kesulitan. Dengan pencapaian yang telah diraih dalam beberapa tahun terakhir, Paus meyakini bahwa Timor Leste juga akan mampu mengatasi tantangan masa kini dengan kecerdasan dan kreativitas.