Ketahui Penyebab Anak Tantrum agar Kamu Bisa Menghindarinya

Pict by: Unsplash

Tantrum adalah ledakan emosi yang sering dialami oleh anak-anak, terutama di usia balita. Meski tantrum adalah hal yang normal dalam perkembangan anak, mengetahui penyebabnya bisa membantu kamu menghindari situasi yang memicu ledakan emosi tersebut. Anak-anak sering kali mengalami tantrum karena mereka belum sepenuhnya mampu mengungkapkan perasaan atau kebutuhan mereka dengan kata-kata. Berikut adalah beberapa penyebab umum anak mengalami tantrum dan cara untuk menghindarinya.

1. Kelelahan atau Kurang Tidur

Salah satu penyebab paling umum dari tantrum adalah kelelahan atau kurang tidur. Anak-anak yang lelah cenderung menjadi lebih mudah marah dan frustrasi karena mereka tidak memiliki energi yang cukup untuk mengendalikan emosi mereka. Tantrum bisa terjadi jika anak tidak mendapatkan waktu istirahat yang cukup atau tidak tidur dengan baik pada malam hari.

  • Cara Menghindarinya: Pastikan anak memiliki rutinitas tidur yang konsisten. Buat jadwal tidur yang teratur, hindari aktivitas yang terlalu menguras energi sebelum tidur, dan ciptakan lingkungan yang nyaman untuk tidur.

2. Rasa Lapar

Anak-anak sering kali menjadi rewel dan mudah marah ketika lapar, terutama jika mereka tidak tahu cara mengungkapkan perasaan lapar tersebut. Tantrum akibat lapar biasanya muncul mendadak dan disertai dengan perilaku rewel atau menangis tanpa alasan yang jelas.

  • Cara Menghindarinya: Selalu bawa camilan sehat ketika bepergian dan pastikan anak makan dalam waktu yang teratur. Berikan makanan yang cukup dan seimbang untuk memastikan mereka tidak cepat lapar.

3. Ketidakmampuan untuk Mengungkapkan Diri

Anak-anak, terutama yang masih sangat kecil, sering mengalami kesulitan dalam mengekspresikan perasaan atau keinginan mereka. Ketidakmampuan ini bisa membuat mereka frustrasi, yang pada akhirnya memicu tantrum. Mereka mungkin ingin sesuatu tetapi tidak tahu bagaimana cara meminta, atau merasa kesal karena tidak dimengerti.

  • Cara Menghindarinya: Ajarkan anak untuk mengungkapkan perasaan mereka dengan kata-kata sederhana. Kamu bisa menggunakan permainan atau buku cerita untuk mengenalkan konsep emosi dan perasaan.

4. Terlalu Banyak Stimulasi

Lingkungan yang terlalu ramai atau penuh dengan banyak rangsangan, seperti suara bising, cahaya terang, atau keramaian, bisa membuat anak merasa kewalahan. Anak-anak yang terlalu banyak menerima stimulasi dapat merasa cemas atau frustrasi, yang sering kali memicu tantrum.

  • Cara Menghindarinya: Berikan waktu istirahat ketika anak mulai menunjukkan tanda-tanda kelelahan atau kewalahan. Hindari tempat-tempat yang terlalu ramai dan pastikan ada waktu yang cukup untuk istirahat dalam kegiatan sehari-hari.

5. Rasa Frustrasi Karena Batasan atau Aturan

Anak-anak bisa menjadi sangat frustrasi ketika mereka merasa terbatas atau tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan. Misalnya, ketika mereka ingin bermain lebih lama tetapi kamu mengatakan sudah waktunya pulang, atau ketika mereka tidak diizinkan makan permen sebelum makan malam. Rasa frustrasi ini sering kali memicu tantrum.

  • Cara Menghindarinya: Jelaskan alasan di balik aturan atau batasan dengan cara yang sederhana dan mudah dimengerti. Berikan pilihan alternatif yang tetap berada dalam batas yang kamu tetapkan. Misalnya, “Kamu bisa memilih membaca buku atau bermain puzzle sebelum makan malam.”

6. Perubahan Rutinitas atau Lingkungan

Anak-anak merasa lebih nyaman dengan rutinitas yang konsisten. Perubahan yang tiba-tiba, seperti berpindah tempat tinggal, perubahan dalam jadwal sehari-hari, atau bahkan pergi ke tempat baru, bisa menyebabkan anak merasa tidak nyaman atau cemas, yang memicu tantrum.

  • Cara Menghindarinya: Cobalah untuk memberi tahu anak tentang perubahan yang akan datang dengan cara yang positif. Persiapkan mereka secara emosional dan ajak mereka untuk berbicara tentang perasaan mereka mengenai perubahan tersebut.

7. Mencari Perhatian

Kadang-kadang, anak-anak bisa menggunakan tantrum sebagai cara untuk menarik perhatian orang dewasa di sekitar mereka, terutama jika mereka merasa tidak mendapatkan perhatian yang cukup. Mereka mungkin merasa bahwa dengan menangis atau berteriak, mereka akan mendapatkan reaksi atau perhatian yang mereka cari.

  • Cara Menghindarinya: Berikan perhatian yang cukup kepada anak setiap hari, baik melalui waktu bermain, bercakap-cakap, atau melakukan aktivitas bersama. Puji mereka ketika mereka bersikap baik dan tunjukkan bahwa mereka mendapatkan perhatian kamu tanpa harus berperilaku buruk.

Mengetahui penyebab tantrum anak bisa membantumu menghindari situasi yang memicunya dan mengurangi frekuensi tantrum. Dengan memahami kebutuhan emosional dan fisik anak, kamu bisa lebih siap menghadapi situasi tantrum dan membantu anak belajar mengelola emosinya dengan lebih baik. Tantrum adalah bagian dari perkembangan anak, namun dengan pendekatan yang tepat, kamu bisa membuat pengalaman ini menjadi lebih mudah dan positif bagi semua pihak.

Populer video

Berita lainnya