Benarkah Faktor Genetik Dapat Menyebabkan Seseorang Menjadi Depresi?

Pict by: Unsplash

Depresi adalah gangguan kesehatan mental yang kompleks dan bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satu yang sering menjadi perhatian adalah faktor genetik. Banyak penelitian menunjukkan bahwa genetik bisa berperan dalam meningkatkan risiko seseorang mengalami depresi. Namun, bagaimana tepatnya faktor genetik memengaruhi depresi, dan apakah itu satu-satunya penyebab? Mari kita telaah lebih dalam.

1. Faktor Genetik dan Risiko Depresi Faktor genetik memang memiliki kontribusi dalam risiko seseorang mengalami depresi. Studi menunjukkan bahwa individu yang memiliki keluarga dengan riwayat depresi memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mengembangkan gangguan yang sama. Misalnya, jika salah satu orang tua mengalami depresi, anak mereka memiliki risiko dua hingga tiga kali lebih besar untuk mengalami depresi dibandingkan dengan anak yang tidak memiliki riwayat keluarga tersebut.

2. Pengaruh Gen Terhadap Fungsi Otak Gen yang diwarisi dari orang tua dapat memengaruhi cara otak mengelola neurotransmitter, seperti serotonin dan dopamin, yang berperan penting dalam mengatur suasana hati. Ketidakseimbangan dalam neurotransmitter ini dapat menyebabkan gangguan dalam pengaturan emosi, yang pada akhirnya bisa mengarah pada depresi. Beberapa gen spesifik juga telah diidentifikasi yang mungkin meningkatkan kerentanan terhadap depresi, meskipun tidak ada gen tunggal yang secara langsung menyebabkan depresi.

3. Interaksi Gen dan Lingkungan Penting untuk dipahami bahwa faktor genetik bukanlah satu-satunya penyebab depresi. Depresi biasanya merupakan hasil dari interaksi antara faktor genetik dan lingkungan. Misalnya, seseorang dengan kerentanan genetik mungkin tidak mengalami depresi kecuali mereka terpapar pada situasi stres berat, trauma, atau kondisi lingkungan yang menantang. Sebaliknya, seseorang tanpa riwayat keluarga depresi juga bisa mengalami depresi jika mereka menghadapi tekanan yang sangat besar dalam hidup.

4. Studi Tentang Kembar dan Riwayat Keluarga Studi yang dilakukan pada kembar identik menunjukkan bahwa jika satu saudara kembar mengalami depresi, kemungkinan kembar lainnya juga mengalami depresi cukup tinggi, menunjukkan pengaruh genetik yang signifikan. Namun, bahkan pada kembar identik yang memiliki DNA yang sama, faktor lingkungan tetap memainkan peran penting, karena tidak selalu kedua kembar tersebut mengalami depresi.

5. Pentingnya Pemahaman yang Holistik Meskipun faktor genetik dapat meningkatkan risiko depresi, penting untuk memahami bahwa depresi adalah gangguan yang multifaktorial. Ini berarti bahwa depresi tidak hanya disebabkan oleh gen, tetapi juga oleh faktor-faktor lain seperti trauma, stres berkepanjangan, gaya hidup, dan dukungan sosial. Oleh karena itu, seseorang dengan riwayat keluarga depresi tidak harus merasa tak berdaya, karena pencegahan dan intervensi dini masih sangat mungkin dilakukan.

Kesimpulannya, faktor genetik memang dapat berkontribusi pada risiko depresi, tetapi bukan satu-satunya penyebab. Memahami pengaruh genetik dan faktor lingkungan yang berkontribusi pada depresi dapat membantu individu dan keluarga dalam mengidentifikasi risiko dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan. Jika kamu merasa memiliki risiko atau gejala depresi, penting untuk mencari bantuan profesional agar mendapatkan penanganan yang tepat.

4o

Populer video

Berita lainnya

7 Buku Pagi yang Wajib Dibaca untuk Memulai Hari dengan Benar

7 Buku Pagi yang Wajib Dibaca untuk Memulai Hari dengan

Nikmatnya Berbagai Macam Teh, Pilihan Sajian Minuman yang Segar

Nikmatnya Berbagai Macam Teh, Pilihan Sajian Minuman yang Segar

6 Zodiak yang Menghujani Orang Tercinta dengan Hadiah

6 Zodiak yang Menghujani Orang Tercinta dengan Hadiah

Perdebatan Skincare Maia Estianty, Doktif Beri Tanggapan Tegas

Perdebatan Skincare Maia Estianty, Doktif Beri Tanggapan Tegas

Gol Kontroversial Man City, Penjelasan Lengkap Premier League

Gol Kontroversial Man City, Penjelasan Lengkap Premier League

Mengenal Lebih Dekat tentang Slow Living, Gaya Hidup yang Santai dan Bermakna

Mengenal Lebih Dekat tentang Slow Living, Gaya Hidup yang Santai

Abdee Slank Siap Jalani Transplantasi Ginjal Kedua

Abdee Slank Siap Jalani Transplantasi Ginjal Kedua

Kenali Tanda-Tanda Seseorang Mengidap Cherophobia

Kenali Tanda-Tanda Seseorang Mengidap Cherophobia

Weekend Seru, 5 Ide Kegiatan Mengisi Liburan Singkatmu

Weekend Seru, 5 Ide Kegiatan Mengisi Liburan Singkatmu

Aplikasi Buat Kelola Uangmu dengan Lebih Mudah

Aplikasi Buat Kelola Uangmu dengan Lebih Mudah

7 Buku Pagi yang Wajib Dibaca untuk Memulai Hari dengan Benar

7 Buku Pagi yang Wajib Dibaca untuk Memulai Hari dengan

Nikmatnya Berbagai Macam Teh, Pilihan Sajian Minuman yang Segar

Nikmatnya Berbagai Macam Teh, Pilihan Sajian Minuman yang Segar

6 Zodiak yang Menghujani Orang Tercinta dengan Hadiah

6 Zodiak yang Menghujani Orang Tercinta dengan Hadiah

Perdebatan Skincare Maia Estianty, Doktif Beri Tanggapan Tegas

Perdebatan Skincare Maia Estianty, Doktif Beri Tanggapan Tegas

Gol Kontroversial Man City, Penjelasan Lengkap Premier League

Gol Kontroversial Man City, Penjelasan Lengkap Premier League

Mengenal Lebih Dekat tentang Slow Living, Gaya Hidup yang Santai dan Bermakna

Mengenal Lebih Dekat tentang Slow Living, Gaya Hidup yang Santai

Abdee Slank Siap Jalani Transplantasi Ginjal Kedua

Abdee Slank Siap Jalani Transplantasi Ginjal Kedua

Kenali Tanda-Tanda Seseorang Mengidap Cherophobia

Kenali Tanda-Tanda Seseorang Mengidap Cherophobia

Weekend Seru, 5 Ide Kegiatan Mengisi Liburan Singkatmu

Weekend Seru, 5 Ide Kegiatan Mengisi Liburan Singkatmu

Aplikasi Buat Kelola Uangmu dengan Lebih Mudah

Aplikasi Buat Kelola Uangmu dengan Lebih Mudah

7 Buku Pagi yang Wajib Dibaca untuk Memulai Hari dengan Benar

7 Buku Pagi yang Wajib Dibaca untuk Memulai Hari dengan

Nikmatnya Berbagai Macam Teh, Pilihan Sajian Minuman yang Segar

Nikmatnya Berbagai Macam Teh, Pilihan Sajian Minuman yang Segar