Cara untuk Selalu Menumbuhkan Keimanan dalam Diri

pic by: canva.com

Seorang sahabatku sering berkata, “Hidup ini tidak lurus.” Satu kalimat ini membuatku terus maju, bahkan ketika kemajuanku sebagai seorang Muslim terasa seperti dua langkah maju, satu langkah mundur.

Ketika aku mengucapkan syahadat, aku benar-benar jatuh cinta pada Islam. Jangan salah paham, aku masih mencintai Islam dengan segenap jiwaku, dan percaya ketika Islam dijalani sebagaimana mestinya, Islam adalah jalan hidup yang paling sempurna dan indah, masyaAllah wa Allahu akbar! Sama seperti pernikahan, cinta itu telah berubah dari kegilaan, di mana aku tidak pernah cukup membaca dan belajar, menjadi rutinitas harian yang lebih tenang.

 Terkadang aku tidak hidup seperti yang kuinginkan, dan terkadang aku melakukan beberapa kesalahan besar. Aku tahu bahwa Allah adalah Maha Pemaaf, jadi aku tidak putus asa akan rahmat-Nya, tetapi terkadang aku putus asa akan kemauan dan tekadku sendiri.

Apakah aku akan menjadi salah satu dari mereka yang masuk Islam dengan penuh semangat dan meninggalkannya dengan diam-diam, di kegelapan malam? Akankah iman saya menjauh tanpa saya sadari? Dan saat itulah saya mengingatkan diri sendiri, “Selalu buat kemajuan.”

Tidak peduli seberapa besar atau kecil. Allah menyukai perbuatan baik yang konsisten, meskipun itu kecil. Ketika saya memilih untuk berhenti memakai sepatu terbuka, demi menyenangkan Allah, itu adalah kemajuan. Saya ragu ada orang dalam hidup saya yang menyadari perbedaannya. Tidak seorang pun tahu bahwa ada yang berubah, tetapi setiap hari musim panas saya membuat pilihan untuk menyenangkan Allah dan menutupi kaki saya, meskipun itu tidak diwajibkan.

Kemajuan dapat berupa mengajarkan anak-anak kita untuk mencintai Allah dan Nabi (saw). Kemajuan dapat berupa mempelajari doa kecil. Kemajuan dapat berupa menyempurnakan bacaan satu surah kecil. Kemajuan tidak harus berupa perubahan besar. Kemajuan tidak hanya datang dalam bentuk mulai melaksanakan semua shalat sunah setiap hari mulai sekarang dan seterusnya. Ambil salah satu shalat sunah dan mulailah dari sana, jika Anda mau. Kemudian lanjutkan lagi nanti, insya Allah.

Teruslah membuat kemajuan. Bahkan dua langkah maju dan satu langkah mundur adalah kemajuan.

Saya ragu untuk berkonsentrasi pada kemajuan yang tidak nyata. Saya ingin menunjukkan bahwa saya seorang Muslim karena Islam tidak hanya ditemukan di hati, tetapi Islam ada di lidah kita dan bekerja di tangan kita. Saya menyadari ada pergeseran fokus di Umat kita akhir-akhir ini di mana banyak orang akan fokus pada Islam di hati mereka. Meskipun ada nilai dalam memastikan hati itu murni, seperti yang dikatakan Nabi (saw) bahwa jika hati memiliki kotoran, tubuh juga tidak murni, hati seharusnya tidak menjadi satu-satunya fokus.

Hati adalah sesuatu yang berubah-ubah. Hati akan jatuh cinta pada seseorang yang tidak tepat. Seseorang yang kita tahu buruk bagi kita, tetapi hati telah terikat. Hati akan menginginkan yang mudah, yang memuaskan, yang memuaskan secara emosional. Ada lebih banyak hal dalam hidup, dan hal-hal yang lebih baik dalam hidup daripada sekadar apa yang ditawarkan hati.

Otak dan logika terkadang harus melindungi hati, dan inilah sebabnya otak harus memilih kemajuan, untuk melindungi hati agar tidak mundur dan tidak bergerak maju. Perubahan itu sulit, dan hati tidak menyukai hal-hal yang sulit. Menurut pendapat saya, kemajuan datang dari otak, bukan hati. Apa yang otak putuskan, hati akan mengikutinya.

Sahabatku, teruslah maju. Jangan lupa untuk selalu melangkah maju. Ada ulama besar yang telah mengabdikan hidup mereka untuk Islam, jadi kita akan bodoh jika berpikir bahwa ada titik di mana kita bisa begitu saja bermalas-malasan. Setan ingin kita berhenti membuat kemajuan karena ia ingin kita lengah. Jangan biarkan ia melakukannya. Jika Anda terus maju, insya Allah Setan tidak akan mampu mengimbangi.

Populer video

Berita lainnya